Pemilu 2024, Publik Harus Terus Diarahkan untuk Hindari Hoaks dan Hatespeech

Jum'at, 17 November 2023 - 20:13 WIB
loading...
A A A
Pun ada peluang bahwa hoaks bisa semakin masif beredar di kalangan masyarakat, baik di tongkrongan maupun di media sosial sepanjang Pilpres dan Pemilu 2024 nanti.

"Apakah enggak (penyebarannya) separah yang lalu belum tentu, karena 2024 kan belum terjadi, tapi saat ini saya bilang masyarakat Indonesia lebih cukup cerdas," ujarnya.

Hanya saja ia tetap memiliki keyakinan dengan melihat situasi saat ini, Pemiulu 2024 akan berakhir dengan menggembirakan.

"Kita masih optimis 2024 kita happy ending. Apalagi kalau mendengar survei bang Dedi tadi kenapa generasi milenial lebih suka dan memilih Gerindra karena sejauh ini kita kenal Gerindra mampu menunjukkan bahwa mereka sangat menyenangkan dan menggembirakan. Artinya politik kita saat ini menggembirakan. Bahkan kalau di media sosial admin yang paling kocak itu Partai Gerindra," terangnya.

Oleh sebab itu, Nabila pun berharap semua elite politik mampu menciptakan pemilu yang menggembirakan agar hasil akhirnya pun happy ending. Terlebih anak muda Indonesia tidak suka politik yang adu domba dan kasar, mereka akan lebih menikmati politik yang menyenangkan dan menggembirakan.

"Inilah wajah yang bisa sangat diterima generasi milenial kita," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Mardiansyah selaku Ketua Umum Rampai Nusantara mengingatkan bahwa kunci kebahagiaan Pemilu 2024 sejatinya ada di elite politiknya. Apakah mereka akan selalu menghalalkan segala cara untuk bisa meraih kemenangan atau lebih mengedepankan penerapan nilai untuk ajang demokrasi lima tahunan ini.

"Kita sudah mengalami berbagai momentum demokrasi, bukan soal Pilpres tapi juga Pilkada. Yang mengkhawatirkan adalah semua tokoh elite politik dalam berkuasa adalah menghalalkan segala cara. Padahal nilai-nilai jauh lebih penting ketimbang kekuasaan," tutur Mardiansyah.

Lebih lanjut, aktivis 98 ini juga mengingatkan agar tim sukses yang sudah dibentuk oleh kontestan Pemilu 2024 agar bisa lebih kreatif dalam mengampanyekan jagoan politiknya, apakah itu Capres-Cawapres, Caleg maupun Calon Kepala Daerah.

"Miskin ide, miskin gagasan yang akhirnya kita merasa perlu memproduksi hoaks dan politisasi yang jelas risikonya tinggi sekali, karena dampaknya ke nilai-nilai itu," tukasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1172 seconds (0.1#10.140)