Kapolri Ungkap Jawa sebagai Sarang Teroris

Jum'at, 27 Oktober 2017 - 16:07 WIB
Kapolri Ungkap Jawa sebagai Sarang Teroris
Kapolri Ungkap Jawa sebagai Sarang Teroris
A A A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian kemarin dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Prosesi pengukuhan dilaksanakan dalam sidang Senat Terbuka dipimpin Gubernur STIK-PTIK Irjen Pol Remigius Sigid Tri Harjanto.

Dalam orasi ilmiah bertajuk "Peran Polri dalam Penanganan Terorisme di Indonesia", Tito mengungkapkan, Pulau Jawa sebagai sarang tempat kumpulnya terorisme di Indonesia. Karena dengan jumlah penduduk begitu banyak membuat sasaran empuk para teroris untuk melakukan program cuci otak dan menjadi bagian dari kelompoknya.

"Jawa ada 140 juta penduduk saat ini merupakan hutan belantara manusia dan ini adalah sangat ideal untuk urban war fare, perang kota," kata Tito di Aula Gedung PTIK, Jakarta, Kamis (26/10/2107).

Mantan Kepala BNPT ini mengaku mengalami ganjalan saat akan menindak para pelaku teror. Sebab mereka sudah memiliki trik khusus untuk menipu daya jajaran Korps Bhayangkara. "Anggota kami susah mengejar mereka karena berbaur dengan masyarakat biasa dan kami tidak bisa membedakan mana yang teroris mana yang bukan," ungkapnya.

Lebih lanjut Tito mengatakan, pihaknya tidak setuju bila Islam itu disejajarkan dengan teroris. Karena dalam Islam tidak diajarkan kekerasan seperti yang dilakukan para pelaku terorisme. "Mereka bukan Islam. Bahkan, Islam pun dihancurkan oleh mereka sehingga salah jika mengaitkan teroris dengan Islam," katanya.

Keputusan pengukuhan guru besar ini ditandatangani Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir melalui Surat Keputusan Nomor 98876/A2.3/KP/2017 tanggal 19 Oktober 2017.

"Menetapkan dan mengangkat Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian dalam jabatan akademik sebagai guru besar dan dosen tidak tetap bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme," ungkap perwakilan guru besar pada senat akademik Iza Fadri saat membacakan SK Menristek Dikti.

Ketua DPR Setya Novanto yang turut menghadiri acara pengukuhan tersebut menyampaikan selamat kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Novanto mengaku bangga atas prestasi keilmuan yang diraih Tito.

"Sebenarnya kalau mau jujur, saya pribadi tidak terlalu kaget Jenderal Tito mendapatkan gelar profesor dan menjadi guru besar. Beliau memang sosok yang cerdas, bahkan jenius. Terbukti, beliau juga mendapatkan gelar doktor dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura, di bidang Kajian Strategis Ilmu Politik Internasional. Aktif memberikan kuliah umum dan menjadi pembicara di berbagai kampus dalam dan luar negeri. Bahkan, juga diundang khusus oleh negara-negara sah abat untuk berbagi ilmu dan pengalaman," ungkap Novanto.

Novanto berharap dengan dikukuhkannya Jenderal Tito menjadi guru besar, bisa memperluas khazanah keilmuan bidang kepolisian semakin terbuka dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan internasional. Ini juga menjadi bukti kesuksesan kepolisian dalam mencegah dan memberantas terorisme.

"Saya yakin, pengukuhan guru besar bukanlah akhir perjalanan akademik keilmuan Jenderal Tito. Beliau akan terus menjadi praktisi sekaligus akademisi yang cemerlang. Sehingga berbagai langkah, tindakan, maupun kebijakan yang diambilnya sebagai praktisi, selalu dilandasi dengan analisis akademik yang kuat. Saya menaruh kebanggaan dan kehormatan kepada Jenderal Tito," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6447 seconds (0.1#10.140)