Pemilu 2019, Romahurmuziy: Parpol Religius Tergerus Jika Tak Beradaptasi

Kamis, 19 Oktober 2017 - 10:41 WIB
Pemilu 2019, Romahurmuziy: Parpol Religius Tergerus Jika Tak Beradaptasi
Pemilu 2019, Romahurmuziy: Parpol Religius Tergerus Jika Tak Beradaptasi
A A A
JAKARTA - Partai politik (Parpol) berbasis religius diyakini bakal tergerus jika tidak beradaptasi. Sejauh ini, diyakini terjadi penyeberangan dari pemilih religius ke pemilih nasionalis.

"Tetapi belum pernah ada dalam sejarah republik ini, penyeberangan pemilih dari pemilih nasionalis ke pemilih religius," ujar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy, Kamis (19/10/2017).

Buktinya, sejumlah Parpol nasionalis pada Pemilu 2014 menang di daerah yang dulunya adalah basis Parpol religius. Seperti di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. "Dahulu daerah tersebut dari Pemilu ke Pemilu, selalu dimenangkan oleh partai religius. Namun belakangan ini dimenangkan oleh Parpol nasionalis," katanya.

Dia berpendapat hal itu menunjukkan bahwa swing voters yang pandangannya berubah dan berganti, ternyata bermigrasi dari religius ke nasionalis. Bahkan, refleksi angkanya tertangkap di tingkat nasional.

Pria yang akrab disapa Romi ini menjelaskan, pada Pemilu 1955 yang dianggap paling ideologis dalam sejarah Indonesia, jumlah pemilih religius adalah 43%, yang terdiri atas Masyumi dan Nahdlatul Ulama. "Namun saat ini, pemilih religius hanya berjumlah 31%," katanya.

Itu pun, lanjut dia, terdiri dari PPP, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Bulan Bintang (PBB). Saat ini, perolehan suara partai nasionalis hampir mencapai 70%.

"Kenyataan ini menunjukkan bahwa ada cara komunikasi yang kurang beradaptasi dengan perubahan zaman dan perilaku pemilih. Mengapa pemilih nasionalis tidak menyebrang ke religius," ungkapnya.

Parpol berbasis religius gagal menahan pemilihnya dan akhirnya bermigrasi ke partai nasionalis. Dengan komposisi tersebut, perebutan para pemilih dalam Pemilu 2019, diprediksi masih berlangsung diantara pemilih religius.

"Parpol berbasis religius akan saling memakan pangsa pemilihnya. Ini menjadi persoalan besar bagi PPP yang harus berebut kue yang sedikit," pungkasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6334 seconds (0.1#10.140)