Diminta Pilih Pendamping Santri Nasionalis, Khofifah: Waduh Entar Dulu Itu

Rabu, 18 Oktober 2017 - 14:46 WIB
Diminta Pilih Pendamping Santri Nasionalis, Khofifah: Waduh Entar Dulu Itu
Diminta Pilih Pendamping Santri Nasionalis, Khofifah: Waduh Entar Dulu Itu
A A A
JAKARTA - Partai Golkar dan Partai NasDem sudah menetapkan Khofifah Indar Parawansa sebagai bakal calon gubernur (cagub) yang akan diusung pada Pilkada Jawa Timur 2018. Namun, belum ada calon pendamping Khofifah untuk posisi wakil gubernur (wagub).

Tim Sembilan yang terdiri atas kumpulan kiai dan bertugas menggodok calon pendamping Khofifah merekomendasikan agar calon wagub yang dipilih memiliki kriteria santri nasionalis. "Intinya, kalau mau mencari calon wakil itu diminta oleh para kiai agar santri nasionalis,” kata Khofifah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).

Namun, saran dari para kiai tersebut menurut dia, tak harus dijadikan sebagai pertimbangan utama bagi partai politik dalam memilih wakil untuknya. Para kiai hanya menyampaikan, kalau mau memilih wakil dipikirkan bahwa itu akan jadi aliansi, santri nasionalis. "Namun, mereka-mereka itu jangan dianggap sesuatu yang fix, permanen, tapi makruhnya," ujarnya.

Tokoh perempuan yang menjabat Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini juga belum bersedia menyebut siapa sosok yang cocok dengan kriteria santri nasionalis tersebut. "Waduh entar dulu itu,” kata dia.

Strategi Khofifah yang berlatar santri dengan menggandeng pasangan nasionalis dinilai tepat karena calon rivalnya, Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas disebut tidak mencerminkan kombinasi itu. Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Hari Fitrianto menilai, pasangan Saifullah (Gus Ipul)-Azwar Anas yang akan diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PDI Perjuangan (PDIP) itu justru pasangan santri-santri. Gus Ipul, salah satu Ketua PBNU Jatim, sedangkan Azwar Anas Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim.

"Sehingga politik representatif dari kalangan nasionalis tidak ada dalam pasangan ini," katanya.

Sementara itu, Wasekjen DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily meminta Khofifah mencari calon pendamping yang memiliki efek elektoral tinggi agar bisa memberikan dampak signifikan untuk perolehan suara nantinya. Dia juga mengingatkan agar aspek geopolitik Jatim dengan kantong-kantong massa yang berbeda-beda juga diperhatikan.

"Untuk Bu Khofifah juga penting untuk mempertimbangkan aspek geopolitik apakah pertimbangan wilayah Tapal Kuda dan Mataraman itu sudah dicari figur lain yang memang bisa menambah efek elektoral,” papar Ace.

Sementara itu, Khofifah yang menjabat Menteri Sosial belum memberikan surat pengundurannya secara resmi kepada Presiden Joko Widodo terkait niatnya maju di Pilkada Jatim. Sejauh ini Khofifah baru menyampaikan pernyataan lisan.

"Sampai minggu lalu, paling tidak sampai Senin (16/10) kemarin belum ada surat resmi dari Ibu Khofifah," kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden Johan Budi di Kantor Staf Kepresidenan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).

Di lain pihak calon wagub Jatim, Abdullah Azwar Anas, mengunjungi kantor DPD PDIP Jatim di Jalan Jemur Andayani, Surabaya, kemarin. Kedatangan bupati Banyuwangi tersebut untuk memetakan langkah dalam pemenangan pilkada. Dia disambut oleh Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi.

Seusai pertemuan, Azwar mengakui kehadirannya ke kantor partai tersebut tidak hanya membahas soal pemenangan, tapi juga menjalin hubungan baik dengan partai. "Kami juga minta saran ke Pak Ketua (Kusnadi) mengingat beliau punya segudang pengalaman dalam melihat peta Jatim," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2234 seconds (0.1#10.140)