Akom Sempat Laporkan Isu Soal Setya Novanto ke Ical

Senin, 16 Oktober 2017 - 17:35 WIB
Akom Sempat Laporkan Isu Soal Setya Novanto ke Ical
Akom Sempat Laporkan Isu Soal Setya Novanto ke Ical
A A A
JAKARTA - Mantan Sekretaris Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin (Akom) ‎mengaku pernah melaporkan isu terkait Setya Novanto kepada Ketua Umum Partai Golkar saat itu, Aburizal Bakrie (Ical).

Akom melaporkan tentang isu-isu terkait Setnov dan proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Hal itu diungkapkan Akom saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi dalam persidangan terdakwa Direktur Utama PT Cahaya Wijaya Kusuma yang juga Direktur PT Murakabi Sejahtera Andi Agustinus alias Andi Narogong‎‎, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakart‎a, Senin (16/10/2017).‎

Saat proses pengadaan proyek e-KTP di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berlangsung, Akom mengaku mendengar informasi tentang dugaan keterlibatan Setnov dalam proyek tersebut. Setnov saat itu menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR dan Bendahara Umum DPP Partai Golkar.

Akom lantas menemui Ketua Umum DPP Partai Golkar saat itu Aburizal Bakrie (Ical) untuk membahas tentang informasi tentang dugaan tersebut. Akom menemui Ical di kantor Ical di Kuningan, Jakarta Selatan pada 2013 silam.

"Saya mengingatkan, menyampaikan ke Pak Ketua Umum, Pak Ical supaya mengingatkan Pak Novanto agar program ini jangan sampai ada apa-apa. Saya menyampaikan saat itu e-KTP saja. Karena waktu itu saya khawatir saja. Dengar-dengar saja, senyap-senyap yang tidak sedap. Saya takut. Karena beliau itu (Setya Novanto-red) bendahara partai, penting buat saya. Saya takut partai bubar," tutur Akom di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (16/10/2017).

Akom mengatakan, tidak ingin Partai Golkar bubar hanya karena ada uang diduga hasil proyek e-KTP masuk ke rekening partai. Oleh karena itu, Akom mengaku ingin mengingatkan informasi yang didengarnya kepada Ical. "Karena beliau (Setnov-red) bendahara," ucapnya. (Baca juga: Setya Novanto: Apa yang Dituduhkan, Semuanya Tak Benar )

Anggota JPU Abdul Basir lantas menanyakan alasan Akom merasa takut Golkar bubar dan takut uang masuk ke rekening partai. Akom menjawab dengan memberi contoh kasus Buloggate beberapa tahun silam.

"Sebagaimana yang sudah saya sampaikan terdahulu, saya itu tahun 1987 sudah jadi anggota DPR. Saya ingat betul Partai Golkar pernah kena badai seperti ini waktu Buloggate. Saya sampaikan ke Pak Ical, Bang saya menyaksikan bagaimana partai ini goyah oleh karena Buloggate itu. Saya ingin, ini luar biasa fantastisnya pekerjaan ini (proyek e-KTP-red), jangan sampai Partai Golkar kena dan tentu saya tidak ingin bendahara (Novanto-red) nanti keliru," tuturnya.

Tidak puas dengan jawaban Akom, JPU Basir lantas menanyakan alasan Akom begitu khawatir Setnov mengambil langkah keliru. "Apa dasar saudara? Ada parameter-parameternya?" tanya JPU Basir.

Akom mengungkapkan banyak sekali isu yang beredar di DPR, baik sedap maupun tak sedap. Isu itu tidak dapat dipastikan benar atau salah. Sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Akom hanya bisa menyampaikan aspirasi kepada pimpinan partai.

"Isunya ya seperti yang terjadi sekarang. Bahwa ada ini, ada itu. Misalnya sekarang terjadi, terkemuka. Misalnya Partai Golkar, Partai Demokrat. Ya saya tidak mau itu kejadian. Maksudnya Demokrat dikatakan ada bagi-bagi, terus Golkar dikatakan sebagai pemimpinnya. Saya sendiri tidak tahu itu benar atau tidak benar itu," tuturnya.

Tidak disangka setelah pertemuannya dengan Ical, beberapa hari kemudian Novanto menyambangi rumah Akom di Jalan Mendawai Satu, Kramat Pela, Jakarta Selatan. Akom tidak mengetahui apakah kedatangan Setnov karena telah dipanggil atau ditelepon Ical.

Seingat Akom, Novanto datang ke rumah Akom sekitar pukul 12 malam.‎ Menurut Akom, ada beberapa hal yang dikoordinasikan keduanya sebagai pimpinan Fraksi Partai Golkar. Selain itu, ihwal kecurigaan Akom tentang dugaan-dugaan yang kemudian diklarifikasi Novanto. "Dia (Novanto-red) bilang, 'Aman beh, enggak ada masalah'," ujarnya.

Majelis hakim sempat mengonfirmasi ke Akom apak maksud kalimat 'Aman beh, enggak ada masalah' yang diutarakan Novanto ke Akom. Hakim meminta penjelasan Akom apakah pernyataan Setnov bermakna terlibat dugaan korupsi proyek e-KTP , namun tidak akan terungkap. "Saya positif thinking saja. Saya tidak mau partai terlibat. Tapi jawabannya aman, berarti clear," tandas Akom.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6175 seconds (0.1#10.140)