SEAQIL Gelar Pertemuan Dewan Pembina 11 Negara di Yogyakarta

Selasa, 03 Oktober 2017 - 17:31 WIB
SEAQIL Gelar Pertemuan Dewan Pembina 11 Negara di Yogyakarta
SEAQIL Gelar Pertemuan Dewan Pembina 11 Negara di Yogyakarta
A A A
YOGYAKARTA - Sebanyak sembilan perwakilan Kementerian Pendidikan dari negara-negara Asia Tenggara kemarin menggelar pertemuan The 8th Governing Board Meeting di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta. Pertemuan Dewan Pembina ini untuk melakukan evaluasi dan membahas program kerja SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL), sebuah organisasi regional di bawah naungan organisasi menteri-menteri pendidikan se-Asia Tenggara.

“Ini merupakan kegiatan tahunan yang arahnya untuk menyetujui atau mendukung program-program yang diajukan oleh SEAMEO. Untuk menjamin transparasi dan akuntabilitas setiap program dan pencapaian program ini harus disetujui dan diawasi oleh dewan pembina,” terang Direktur SEAQIL Dr Bambang Indriyanto di sela-sela acara, Selasa (3/10/2017).

Dewan Pembina ini terdiri dari 11 negara Asia Tenggara yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam. Mereka terdiri dari para pejabat tinggi di Kementerian Pendidikan dari negaranya masing-masing. Dalam pertemuan kemarin dua delegasi yakni dari Timor Leste dan Filipina berhalangan hadir.

Menurut Bambang, SEAQIL berbagai kegiatan di antaranya pengembangan pengajaran bahasa di negara ASEAN dan pelatihan terhadap tenaga pendidik atau guru. Awalnya pelatihan didasarkan pada guru-guru di Indonesia, namun ke depan diharapkan juga melibatkan guru-guru di Asia Tenggara.

“Salah satu program yang kami usulkan adalah kompetensi literasi. Banyak di antara kita literasi hanya membaca, dan membaca itu tingkatannya hanya mengetahui bukan memahami. Literasi untuk memaknai,” terangnya.

Nantinya jika usulan program ini disetujui oleh Dewan Pembina SEAQIL maka nantinya layanan akan ditingkatkan tidak hanya untuk guru-guru di Indonesia namun hingga tingkat ASEAN. “Saya sedangkan kembangkan pengajaran bahasa secara bermaknsa dan diharapkan dua tahun kedepan bisa diapdosi oleh negara negara ASEAN,” tambahnya.

Sementara itu, dalam pertemuan kemarin sejumlah perwakilan dari negara anggota Dewan Pembina SEAQIL menyampaikan sejumlah masukan. Seperti yang disampaikan oleh Tith Mab perwakilan dari Kamboja. Menurutnya model pembelajaran e-learning harus dikuasai oleh para guru.

Di negaranya, guru banyak meluangkan waktu untuk diskusi di dalam kelas dengan menggunakan teknologi seperti komputer dan internet. Sementara perwakilan dari Vietnam menyebut penggunaan komputer, slide untuk bahan pengajaran membuat efektif belajar mengajar meski tetapi harus dikombinasikan dengan metode yang lain.

Governing Board Meeting ini sendiri rencananya akan diselenggarakan di Yogyakarta hingga tanggal 6 Okotober mendatang. Selain Dewan Pembina, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan SEAMEO Secretariat, Perwakilan SEAMEO QITEP in Mathematic, Biro Perencanaan dan Kerja Sama Internasional (BPKLN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa. Kemudian Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, serta dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY.

SEAQIL sendiri adalah organisasi regional di bawah naungan organisasi menteri-menteri pendidikan se Asia Tenggara. SEWQIL bergerak di bidang pelatihan dan pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam bidang bahasa Arab, China, Jepang, Jerman dan Bahasa Indonesia.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2752 seconds (0.1#10.140)