Pulang dari Tanah Suci, Kakek-Nenek Ini Semakin Romantis

Jum'at, 22 September 2017 - 21:09 WIB
Pulang dari Tanah Suci, Kakek-Nenek Ini Semakin Romantis
Pulang dari Tanah Suci, Kakek-Nenek Ini Semakin Romantis
A A A
MADINAH - Prosesi haji bukan hanya membawa iman yang lebih baik kepada Allah SWT. Ibadah haji ternyata juga berdampak pada timbulnya rasa romantisme pada pasangan kakek-nenek.

Kloter 27 Embarkasi Jakarta–Pondok Gede atau JKG 27 tiba di Asrama Haji pada Rabu 19 September 2017 malam. Lebih dari 400 jamaah turun dari bus dan langsung menuju ruang Serba Guna 2 Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur untuk mengikuti seremonial pelepasan.

Tampak sepasang kakek-nenek berjalan ke dalam ruangan sambil bergandengan. Tangan kanan menggenggam erat lengan nenek di sampingnya, tangan kiri kakek memegang tongkat kayu yang jadi tumpuannya berjalan.

Sesekali bahkan tampak lelaki tua itu menoleh dan merangkul pasangannya seakan-akan hendak memastikan perempuan itu tak kesulitan mengikuti langkahnya.

“Assalamualaikum engkong,” sapa tim Media Center Haji Kementerian Agama mendekat ke arah pasutri ini.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab si kakek. Suaranya menyiratkan kegembiraan. Sedangkan istrinya mengangguk tersenyum.

Nama si kakek adalah Madinah (78). Karena berasal dari Betawi, dia biasa dipanggil Engkong Madinah. Meski telah menempuh perjalanan panjang selama sembilan jam, tak terlihat raut lelah wajahnya.

Sebaliknya matanya berbinar ketika bercerita pengalamannya berhaji. Engkong Madinah amat bersyukur mendapat kesempatan beribadah haji bersama istri tercinta, Nenek Kunyil (72) ata biasa disapa Nek Kunyil.

“Alhamdulillah bisa pergi haji. Boleh nabung itu, sama jual tanah dikit bakal nambahin,” cerita Nek Kunyil dengan logat betawi kental.
Di Jakarta, keduanya tinggal di daerah Pondok Kelapa, Jakarta Timur. “Alhamdulillah berkah banget, bisa pergi haji berdua,” tambah Engkong Madinah sambil merangkul penuh sayang Nek Kunyil, seakan tak ingin terpisah dengan belahan jiwanya tersebut.

Kakek 20 cucu dan lima cicit ini mengatakan, pengalaman pergi haji menjadi kebahagiaan terbesar yang dirasakan selama hidupnya.
Apalagi selain berhaji, selama di Mekkah dia juga mampu melaksanakan beberapa kali umrah.

Matanya makin berbinar ketika bercerita bagaimana dia mampu mendaki Jabal Nur untuk melihat Gua Hira. Perjalanan menuju Gua Hira ditempuh sejak pukul 02.00 WAS.
Bersama rombongannya, si engkong mendaki Jabal Nur yang memiliki ketinggian 300 meter dengan jarak tempuh 650 meter.

Engkong Madinah menceritakan, tongkat yang dipakainya itu dibeli di wilayah Jabal Nur untuk menemani kaki rentanya mendaki. Dia bahagia begitu menyaksikan sendiri Gua Hira, tempat Baginda Rasul menerima wahyu pertama. Di Jabal Nur, mereka melaksanakan salat subuh berjamaah.

“Alhamdulillah kemurahan Allah, kekuasaan Allah, Engkong bisa nyampe ke Gua Hira,” tuturnya tanpa melepaskan rangkulannya dari sang istri.

“Engkong, dari tadi neneknya dipeluk mulu, mesra amat sih?” tanya tim MCH.

“Iye, kangen. Pulang haji perasaan kaya balik muda lagi,” tuturnya sambil terkekeh.

Nek Kunyil pun mengangguk tanda setuju. “Alhamdulillah kita juga bisa ke Jabal Rahmah berdua. Alhamdulillah kita bisa sampai ke sana. Alhamdulillah,” sambung Nek Kunyil.

Nek Kunyil mengaku bahagia bisa bersama dengan suami tercinta menapaktilasi tempat yang dikisahkan menjadi tempat pertemuan Adam dan Hawa tersebut.

Napak tilas yang dilakukan selama perjalanan haji yang mereka tempuh, ternyata membuat pasangan yang telah menikah sejak 58 tahun lalu ini menjadi semakin cinta satu sama lain.

“Enggak tahu, rasanya makin cinta. Perasaan nih, kaya balik muda lagi. Ingat waktu kita pertama ngelancong tahun 59 dulu,” sahut Engkong Madinah.

MADINAH – Prosesi haji bukan hanya membawa iman yang lebih baik kepada Allah SWT. Ibadah haji ternyata juga berdampak pada timbulnya rasa romantisme pada pasangan kakek-nenek.

Kloter 27 Embarkasi Jakarta–Pondok Gede atau JKG 27 tiba di asrama haji pada Rabu 19 September 2017 malam. Lebih dari 400 jamaah turun dari bus dan langsung menuju ruang Serba Guna 2 Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur untuk mengikuti seremonial pelepasan.

Tampak sepasang kakek-nenek berjalan ke dalam ruangan sambil bergandengan. Tangan kanan menggenggam erat lengan nenek di sampingnya, tangan kiri kakek memegang tongkat kayu yang jadi tumpuan berjalan.

Sesekali bahkan tampak lelaki tua itu menoleh dan merangkul pasangannya seakan-akan hendak memastikan perempuan itu tak kesulitan mengikuti langkahnya.

“Assalamualaikum engkong,” sapa tim Media Center Haji Kementerian Agama mendekat ke arah pasutri ini.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab si kakek. Suaranya menyiratkan kegembiraan. Sedangkan istrinya mengangguk tersenyum.

Nama si kakek adalah Madinah (78). Karena berasal dari Betawi, dia biasa dipanggil Engkong Madinah. Meski telah menempuh perjalanan panjang selama sembilan jam, tak terlihat raut lelah wajahnya.

Sebaliknya matanya berbinar ketika bercerita pengalamannya berhaji. Engkong Madinah amat bersyukur mendapat kesempatan beribadah haji bersama istri tercinta, Nenek Kunyil (72) ata biasa disapa Nek Kunyil.

“Alhamdulillah bisa pergi haji. Boleh nabung itu, sama jual tanah dikit bakal nambahin,” cerita Nek Kunyil dengan logat betawi kental.
Di Jakarta, keduanya tinggal di daerah Pondok Kelapa, Jakarta Timur. “Alhamdulillah berkah banget, bisa pergi haji berdua,” tambah Engkong Madinah sambil merangkul penuh sayang Nek Kunyil, seakan tak ingin terpisah dengan belahan jiwanya tersebut.

Kakek 20 cucu dan lima cicit ini mengatakan, pengalaman pergi haji menjadi kebahagiaan terbesar yang dirasakan selama hidupnya.
Apalagi selain berhaji, selama di Mekkah dia juga mampu melaksanakan beberapa kali umrah.

Matanya makin berbinar ketika bercerita bagaimana dia mampu mendaki Jabal Nur untuk melihat Gua Hira. Perjalanan menuju Gua Hira ditempuh sejak pukul 02.00 WAS.
Bersama rombongannya, si engkong mendaki Jabal Nur yang memiliki ketinggian 300 meter dengan jarak tempuh 650 meter.

Engkong Madinah menceritakan, tongkat yang dipakainya itu dibeli di wilayah Jabal Nur untuk menemani kaki rentanya mendaki. Dia bahagia begitu menyaksikan sendiri Gua Hira, tempat Baginda Rasul menerima wahyu pertama. Di Jabal Nur, mereka melaksanakan salat subuh berjamaah.

“Alhamdulillah kemurahan Allah, kekuasaan Allah, Engkong bisa nyampe ke Gua Hira,” tuturnya tanpa melepaskan rangkulannya dari sang istri.

“Engkong, dari tadi neneknya dipeluk mulu, mesra amat sih?” tanya tim MCH.

“Iye, kangen. Pulang haji perasaan kaya balik muda lagi,” tuturnya sambil terkekeh.

Nek Kunyil pun mengangguk tanda setuju. “Alhamdulillah kita juga bisa ke Jabal Rahmah berdua. Alhamdulillah kita bisa sampai ke sana. Alhamdulillah,” sambung Nek Kunyil.

Nek Kunyil mengaku bahagia bisa bersama dengan suami tercinta menapaktilasi tempat yang dikisahkan menjadi tempat pertemuan Adam dan Hawa tersebut.

Napak tilas yang dilakukan selama perjalanan haji yang mereka tempuh, ternyata membuat pasangan yang telah menikah sejak 58 tahun lalu ini menjadi semakin cinta satu sama lain.

“Enggak tahu, rasanya makin cinta. Perasaan nih, kaya balik muda lagi. Ingat waktu kita pertama ngelancong tahun 59 dulu,” sahut Engkong Madinah.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2023 seconds (0.1#10.140)