Dubes RI untuk RRT Berbagi Pengalaman China Atasi Corona
loading...
A
A
A
"Kerja sama Indonesia dan China juga telah dilakukan. Dalam private sector, investor-investor china mengirimkan bantuan ke Indonesia yang salah satunya mengirimkan ventilator dan PCR," bebernya.
Setelah Djauhari, narasumber selanjutnya dr. Tirto. Dokter muda ini berbagi cerita mengenai kondisi dan pengalamannya sebagai tenaga medis dalam penanganan virus ini.
"Para relawan mengalami kelelahan secara mental dalam membantu penanggulangan Covid-19. Masyarakat Indonesia yg masih belum memiliki kesadaran tentang ancaman Covid-19. Padahal virus ini siap menyerang siapapun itu," katanya.
Dia berharap masyarakat saling membantu dalam kondisi pandemi ini. Dengan peran yang dimiliki masing-masing individu. Dan tetap positif thinking, tetap tenang, jangan takut, tapi tetap waspada. "Covid-19 adalah sebuah ancaman, tapi tidak harus takut berlebihan," tuturnya.
Berikutnya, Sekjen DPP GMNI, M. Ageng Dendy yang memaparkan pandangannya. Di tengah pandemi ini, mantan ketua Korda GMNI Jawa Timur itu mengimbau seluruh anggota dan kader GMNI untuk tetap kritis dalam keadaan seperti ini.
"Jangan berpasrah diri dan diam. Tapi bagaimana kita bisa memberikan masukan-masukan yang logis dan bisa dipertimbangkan pemerintah. Kita juga harus punya kesadaran untuk bergerak bersama," katanya.
Garis besar diskusi ini sebagai wadah menambah referensi, belajar secara detail tentang kebijakan, program dan langkah langkah yang dilakukan di negara Tiongkok.
Diskusi tersebut merupakan Progam Bidang Riset dan Teknologi DPP GMNI, acara tersebut sengaja diadakan secara rutin oleh bidang ristek guna belajar secara detail tentang kebijakan, program dan langkah langkah yang dilakukan di negara Tiongkok.
Diskusi ini merupakan rangkaian diskusi online yang kelima dilaksanakan DPP GMNI Bidang Riset dan Teknologi. Pertama, diskusi online bersama Dubes RI untuk Rusia dan Belarusia. Kemudian dengan Atdikbud Belanda. Yang ketiga dengan Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Agus Widjojo. Keempat, bersama Dubes RI untuk Vietnam.
Setelah Djauhari, narasumber selanjutnya dr. Tirto. Dokter muda ini berbagi cerita mengenai kondisi dan pengalamannya sebagai tenaga medis dalam penanganan virus ini.
"Para relawan mengalami kelelahan secara mental dalam membantu penanggulangan Covid-19. Masyarakat Indonesia yg masih belum memiliki kesadaran tentang ancaman Covid-19. Padahal virus ini siap menyerang siapapun itu," katanya.
Dia berharap masyarakat saling membantu dalam kondisi pandemi ini. Dengan peran yang dimiliki masing-masing individu. Dan tetap positif thinking, tetap tenang, jangan takut, tapi tetap waspada. "Covid-19 adalah sebuah ancaman, tapi tidak harus takut berlebihan," tuturnya.
Berikutnya, Sekjen DPP GMNI, M. Ageng Dendy yang memaparkan pandangannya. Di tengah pandemi ini, mantan ketua Korda GMNI Jawa Timur itu mengimbau seluruh anggota dan kader GMNI untuk tetap kritis dalam keadaan seperti ini.
"Jangan berpasrah diri dan diam. Tapi bagaimana kita bisa memberikan masukan-masukan yang logis dan bisa dipertimbangkan pemerintah. Kita juga harus punya kesadaran untuk bergerak bersama," katanya.
Garis besar diskusi ini sebagai wadah menambah referensi, belajar secara detail tentang kebijakan, program dan langkah langkah yang dilakukan di negara Tiongkok.
Diskusi tersebut merupakan Progam Bidang Riset dan Teknologi DPP GMNI, acara tersebut sengaja diadakan secara rutin oleh bidang ristek guna belajar secara detail tentang kebijakan, program dan langkah langkah yang dilakukan di negara Tiongkok.
Diskusi ini merupakan rangkaian diskusi online yang kelima dilaksanakan DPP GMNI Bidang Riset dan Teknologi. Pertama, diskusi online bersama Dubes RI untuk Rusia dan Belarusia. Kemudian dengan Atdikbud Belanda. Yang ketiga dengan Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Agus Widjojo. Keempat, bersama Dubes RI untuk Vietnam.
(maf)