Tito Karnavian Mengaku Makin Stres jika Terjun ke Politik

Senin, 17 Juli 2017 - 18:21 WIB
Tito Karnavian Mengaku Makin Stres jika Terjun ke Politik
Tito Karnavian Mengaku Makin Stres jika Terjun ke Politik
A A A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meluruskan kabar yang menyebutkan dirinya ingin pensiun dini dalam rapat bersama komisi III DPR. Tito menjelaskan, dirinya khawatir ada yang salah tangkap maksud dari pernyataannya tersebut.

"Sedikit saya ceritakan, mungkin salah tangkap," kata Tito Karnavian dalam rapat bersama komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menerangkan, beberapa media massa mengajukan pertanyaan kepadanya saat menjelang hari Bhayangkara. Saat itu, Tito mengaku hanya menerima dua media massa, Kompas dan TV One.

Tito mengaku hanya ingin diwawancarai pemimpin redaksi dua media massa itu, Budiman Tanuredjo dari Kompas dan Karni Ilyas dari Tv One. "Karena kalau doorstop, cara tangkapnya beda tidak sama," ucap Tito.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini menceritakan, saat itu Budiman Tanuredjo dari Kompas mengajukan sejumlah pertanyaan, isu terorisme, arus mudik, hingga persoalan internal Korps Bhayangkara.

"Nah setelah semua terjawab dalam pertanyaan sekitar satu jam, pertanyaan terakhir adalah Pak Tito sebagai Kapolri waktu diangkat relatif masih muda umur 51, kira-kira masih 7 tahun lagi, pensiun masih lama, 2022. Apakah Pak Tito akan terus 2022?" kata Tito menirukan pertanyaan Budiman saat itu.

Tito menjelaskan bahwa isu pensiun dini dirinya muncul dari pertanyaan Budiman dari Kompas. "Nah kemudian saya langsung menjawab secara jujur, saya sampaikan bahwa hati kecil saya tidak ingin sampai 2022 selesai, karena terlalu lama. Tidak sehat untuk organisasi," ujar Tito.

(Baca juga: Pensiun Dini Kapolri Disinggung Komisi III ke Tito Karnavian)

Dia menambahkan, karena organisasi juga butuh penyegaran. Kemudian, dia juga mengaku kreatifitasnya bisa menurun jika terlalu lama menjadi pemimpin Polri.

"Disamping itu saya tentunya ingin memberikan kesempatan yang lain menjadi Kapolri daya pribadi pekerjaan menjadi Kapolri adalah pekerjaan yang paling stressfull di dunia," ungkapnya.

Selanjutnya, dirinya ditanyakan apakah ingin terjun ke dunia politik setelah pensiun dini. "Apalagi kalau masuk ke politik. Polri saja saya banyak musuhnya, politik itu lebih banyak musuhnya lagi, makin stres kita, saya tidak tertarik ke politik, saya hanya tertarik ke dunia pendidikan," tuturnya.

"Saya sampaikan seperti itu dan saya sebutkan kalau boleh saya ingin ke almamater saya yaitu Yangniah Tech Singapura University. Singapura itu sangat menghargai pendidikan, sektor favorit kalau di kita pendidikan, sektor yang tidak favorit," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7748 seconds (0.1#10.140)