Kisah Pilu Anastasia dan 4 Anaknya yang Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Daun Kelapa

Jum'at, 29 September 2023 - 13:42 WIB
loading...
Kisah Pilu Anastasia dan 4 Anaknya yang Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Daun Kelapa
Anastasia, Warga Kabupaten Sikka NTT ini terpaksa tinggal di gubuk beratap daun kelapa bersama empat anaknya. Foto/iNews TV/Joni Nura
A A A
SIKKA - Satu keluarga di Desa Reroroja, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa tinggal di gubuk reyot dengan kondisi memprihatinkan. Hal itu terjadi lantaran ketiadaan biaya membangun rumah.

Gubuk reyot yang terbuat dari daun kelapa itu ditinggali Anastasia Se’o bersama empat orang anaknya. Ukuran gubuk itu hanya satu setengah meter kali tiga meter. Beberapa tiang rumah bahkan nyaris roboh, sehingga mesti ditopang kayu.

Kisah Pilu Anastasia dan 4 Anaknya yang Tinggal di Gubuk Reyot Beratap Daun Kelapa


Dalam gubuk ini, hanya terdapat satu tempat untuk tidur yang beralaskan belahan bambu. Atapnya pun dibuat dari daun kelapa. Udara panas di siang hari dan dingin di malam hari sudah jadi santapan Anastasia bersama keempat anaknya.



Bahkan jika hujan, Anastasia harus lari dan berlindung di rumah tetangga karena atap dan dinding bocor. Kondisi memprihatinkan ini sudah dialami Anastasia sejak awal tahun 2023. Sebelumnya, Anastasia bersama anak-anaknya tinggal berpindah-pindah.

Bahkan, pernah tinggal di bawah pohon yang ada di sekitar lokasi tempat iya tinggal. Meski demikian, Anastasia tetap semangat berjuang menghidupi anak-anaknya, dengan bekerja sebagai tukang cuci pakaian, dan sebagai buruh tani harian.

Upayanya membangun rumah layak huni di tanah peninggalan almarhum suaminya pun belum kesampaian lantaran belum memiliki uang. “Saya belum ada uang untuk membangun rumah, hanya cukup buat kehidupan anak saya,” kata Anastasia kepada wartawan.



Anggota BPD Desa Reroroja Susan Sarniyati mengatakan, kondisi Anastasia ini sudah dipantau pemerintah desa, anastasia sudah menjadi prioritas ketika ada bantuan yang masuk. Sebab, Anastasia masuk dalam kategori keluarga miskin ekstrem.

”Bahkan beberapa donatur kerap datang memberikan bantuan sembako, harapan saya ada dermawan yang membantunya,” kata Susan, Jumat (29/9/2023).

Sementara untuk bantuan rumah layak huni belum bisa terealisasi karena keterbatasan biaya di Desa Reroroja. Untuk itu pemerintah setempat berharap ada uluran bantuan untuk membangun rumah layak huni agar dia dan anaknya nyaman dan aman.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1828 seconds (0.1#10.140)