Ketua GNPF MUI Kecam Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu

Kamis, 25 Mei 2017 - 18:38 WIB
Ketua GNPF MUI Kecam Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu
Ketua GNPF MUI Kecam Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu
A A A
JAKARTA - Bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu 24 Mei 2017, mendapat perhatian besar dari banyak pihak. Ketua Gerakan Nasional Pengawas Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) KH Bachtiar Nasir mengatakan, membunuh satu nyawa tanpa dasar yang haq sama dengan membunuh semua manusia. Sebaliknya, menjaga satu nyawa agar tak melayang sama dengan menjaga seluruh nyawa yang hidup.

Ustaz Bachtiar menuturkan, Indonesia saat ini bukan zona perang dalam timbangan syariat Islam. Dengan demikian bom bunuh diri di Indonesia merupakan tindakan salah alamat dan tindakan di luar batas syariah. Berislam dengan damai dan menjauhi cara-cara kekerasan adalah komitmen bersama para ulama dan umat Islam Indonesia.

”Karenanya, tindakan bom bunuh diri dengan menghilangkan nyawa sendiri dan orang lain adalah tindakan di luar konsensus ulama dan umat Islam Indonesia,” katanya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (25/5/2017).

Dia pun meminta segenap elemen bangsa Indonesia bersikap jernih sehingga tidak melekatkan setiap peristiwa kekerasan identik dengan Islam dan umat Islam, khususnya kasus bom bunuh diri di Kampung Melayu.

”Kepada segenap umat Islam tetaplah bersikap rasional dan waspada dalam menyikapi kasus bom bunuh diri di kawasan Terminal Kampung Melayu agar kita selamat dari penggiringan isu atau rekayasa isu baru yang menyesatkan,” ujarnya.

Bachtiar juga mengungkapkan rasa belasungkawanya terhadap para korban bom bunuh diri tersebut. Aparat hukum dan keamanan diminta bertindak tegas tanpa ragu sedikitpun dalam menjalankan tugasnya namun harus berlaku adil dan profesional dalam memecahkan kasus bom bunuh diri ini.

”Termasuk menghindari kesan penyudutan kelompok agama tertentu dalam merilis berita atau menyebarkan informasi, khususnya agama Islam yang selama ini direkayasa dan diidentikkan sebagai agama teroris,” jelasnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6133 seconds (0.1#10.140)