Hary Tanoesoedibjo Lantik 5 DPC dan 54 DPRT Perindo Tangsel

Minggu, 02 April 2017 - 05:34 WIB
Hary Tanoesoedibjo Lantik 5 DPC dan 54 DPRT Perindo Tangsel
Hary Tanoesoedibjo Lantik 5 DPC dan 54 DPRT Perindo Tangsel
A A A
TANGERANG - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo melantik lima orang Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan 54 orang anggota Dewan Pimpinan Ranting (DPRT) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), di RM Remaja Kuring, Serpong.

Kelima DPC yang baru dilantik itu, terdiri dari DPC Ciputat Timur Rusdi Langkadon, DPC Serpong Supriyadi, DPC Pamulang Kusnandar, DPC Setu H M Ali, dan DPC Pondok Aren Mursalim.

Sedang DPC Ciputat Arnaldo Zaenal dan DPC Serpong Utara Moh Yusuf, telah dilantik lebih dahulu. Sementara 54 DPRT yang dilantik, terdiri dari Kecamatan Pamulang 8 DPRT, Setu 6 DPRT, Serpong 9 DPRT, Serpong Utara 7 DPRT, Pondok Aren 11 DPRT, Ciputat Timur 6 DPRT, dan Ciputat 7 DPRT. Totalnya jadi 54 DPRT.

Upacara pelantikan dihadiri oleh ratusan anggota dan pengurus partai. Dibuka oleh Ketua DPD Perindo Kota Tangsel Juliana Mihardja. Dilanjutkan oleh Ketua DPW Perindo Banten Dr Yandra Doni dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Dalam sambutannya, Ketua DPD Perindo Tangsel Juliana Mihardja mengatakan, Perindo Tangsel telah memiliki UMKM dan sudah punya sembilan gerobak Perindo. Perindo Tangsel juga sudah punya Tim Rescue dan Kartini Perindo.

"Kami juga sudah punya satu ambulans, tapi masih share atau pinjam dengan Tangerang Raya. Sekiranya Ketua Umum bisa memberikan satu ambulans kepada Tangsel, kami akan sangat bersyukur sekali," kata Julia, Sabtu (1/4/2017).

Ditambahkan dia, ambulans Perindo punya arti yang sangat besar bagi warga Tangsel. Dia mengibaratkan, ambulans itu sebagai mata air di padang pasir.

Sementara Dr Yandra Doni, lebih menyorot soal peran penting DPC dan DPRT Perindo Tangsel yang sudah terbentuk. Utamanya dalam membangun basis massa di akar rumput dan memenangkan Perindo dalam perhelatan pemilu yang akan datang.

"Secara terstuktural, kita sudah punya tingkat ranting se-Banten. Tapi itu tidak cukup untuk memenangkan partai. Setelah itu, para ranting harus bekerja membentuk tim ditingkat TPS. Karena siapa yang bisa menguasai TPS akan menang," jelasnya.

Ditambahkan dia, setelah tim itu terbentuk yang menjadi langkah selanjutnya adalah merekrut keanggotaan partai sebanyak-banyaknya. Karena dengan makin banyak anggota partai, maka makin terbuka juga peluang untuk memenangkan pemilu.

Namun, dia mengingatkan, semua itu bisa mencapai hasil yang maksimal hanya jika konflik internal partai dihilangkan.

"Bahwa DPW hanya kepanjangan tangan DPP. DPD adalah daerah otonomi yang sesungguhnya. Bukan di provinsi, tapi di kabupaten dan kota. DPC adalah para koordinator dari ranting-ranting yang akan berperang dalam pemilu besok," tegasnya.

Menyikapi berbagai persoalan yang ada di tingkat kota dan provinsi, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyatakan, jika Perindo Tangsel dan Banten ingin mencapai sukses dibutuhkan proses yang harus diperjuangkan.

Dia juga mengingatkan kepada pengurus partai di Tangsel dan Banten, bahwa perjuangan akhir Perindo bukan mencapai ketenaran dengan saling berlomba tampil di media massa. Menurutnya, yang seperti itu tidak berguna sama sekali.

"Fokusnya hari ini membangun Partai Perindo yang solid dulu. Tugas kita hari ini adalah bangun partai yang solid. Makanya, bangun partai yang berakar di masyarakat. Tapi ingat, kalau kita ingin besar. Besar itu bukan ingin dikenal," ungkapnya.

Menurutnya, salah satu tujuan didirikannya Partai Perindo adalah untuk membangun negara. Terutama dengan membangun masyarakatnya. Untuk itulah Partai Perindo didirikan. Namun, untuk mencapai maksud itu semua, dibutuhkan kerja keras.

"Kita sudah merdeka 72 tahun. Hakikat dari pada membangun negara, tujuannya kemakmuran. Itu tertuang dalam UUD 45. Untuk mencapai kemakmuran, harus ada yang dilakukan. Pertanyaannya sekarang, Indonesia sudah makmur apa belum? (Dijawab belum oleh ratusan orang yang hadir)," terangnya.

Ditambahkan dia, untuk mencapai apa yang dinamakan kemakmuran itu, negara harus maju terlebih dahulu dan masyarakat bisa merasakan kehadiran negara di tengah-tengah mereka.

"Kenapa Amerika bisa makmur? Karena masyarakat yang tidak beruntung dibantu oleh negara. Mereka merasakan kehadiran negara. Intinya segala persoalan bangsa bisa diselesaikan dengan baik. Jadi esensi membangun bangsa adalah bagaimana negara bisa maju," paparnya.

Namun ada yang salah dalam penerapan menjadi negara yang maju itu. Masalah itu terletak pada pengembangam ekonomi kapitalisme probisnis dan diabaikannya ekonomi sosialis yang prorakyat.

"Indonesia terlalu cepat mengembangkan kapitalisme. Membangun ekonomi ada dua, kapitalisme probisnis dan sosialis kerakyatan. Ketika diterapkan probosnis saja, yang dibangun kalangan atas saja. Ini yang menyebabkan kesenjangan sosial. Semua pembangunan jadi numpuk di kota besar," terangnya.

Menurutnya, untuk menjadi negara yang maju adalah dengan melakukan pembangunan di semua daerah. Konsep pembangunannya juga harus ditekankan pada sumber daya manusianya. Bukan hanya pada infrastrukturnya saja.

"Kalau hanya infastrukturnya saja yang dibangun, yang dapet cuma orang-orang besarnya saja. Membangun manusia tidak bisa dibiarkan sendiri. Harus ada fasilitas sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing," jelasnya.

Sebagai partai perubahan, Perindo punya tugas mendidik manusia Indonesia. Dengan menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat, Perindo bukan hanya dikenal, tetapi juga dicintai masyarakat.

Untuk itu, Hary Tanoesoedibjo sangat mendukung usulan Ketua DPD Perindo Tangsel Juliana Mihardja yang meminta disediakannya ambulans Perindo di Kota Tangsel.

"Nanti semua DPD di Pulau Jawa punya ambulans sendiri-sendiri. Tapi programnya dijalankan dan harus maksimal. Kita harus mampu tunjukan kepada masyarakat bahwa kita membangun mereka. Nanti di Tangsel juga akan kita bangunkan kantor. Semua harus dapat (disambut tepuk tangan meriah)," tukasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5348 seconds (0.1#10.140)