Pesawat Hercules Jatuh, DPR Dorong Reformasi Alutsista TNI

Senin, 19 Desember 2016 - 15:55 WIB
Pesawat Hercules Jatuh, DPR Dorong Reformasi Alutsista TNI
Pesawat Hercules Jatuh, DPR Dorong Reformasi Alutsista TNI
A A A
JAKARTA - TNI didorong melakukan investigasi komprehensif terkait perawatan dan pengelolaan skuadron pesawat miliknya. Hal ini dinilai penting, agar kecelakaan pesawat milik TNI tidak terulang kembali.

Terakhir, pesawat angkut Hercules A-1334 jatuh di Papua, Minggu 18 Desember 2016 pagi. "Harus ada reformasi pengelolaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di tubuh TNI," kata ‎Anggota Komisi I DPR Charles Honoris di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/12/2016).

‎Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini enggan berkomentar banyak soal kecelakaan pesawat Hercules A-1334, sebelum ada hasil investigasi yang komprehensif terkait insiden tersebut.

"Hercules tipe ini memang sudah tua karena pabrikan tahun 1964," tuturnya.

Namun lanjut dia, bukan berarti usia pesawat tersebut membuatnya tidak aman untuk diterbangkan. Diakuinya, Hercules usia seperti itu masih banyak digunakan di berbagai negara dengan optimal, dengan catatan perawatannya baik.

Dia menambahkan, ‎selain memang adanya keterbatasan anggaran untuk pembelian pesawat baru, ada antrian yang harus dilewati untuk pengadaan pesawat angkut militer baru.

"Pascakecelakaan Hercules di Medan beberapa waktu lalu, kami mendapatkan informasi bahwa dari 24 unit pesawat Hercules yang kita punya, hanya 11 yang dalam kondisi siap terbang," tuturnya.

Kemudian dari total 50 pesawat angkut yang dimiliki TNI, kata dia, hanya 24 unit yg bisa terbang. "Ini tentu harus menjadi bahan evaluasi bagi TNI AU terkait perawatan dan pengelolaan pesawat terbang TNI," ungkapnya.

Adapun kebijakan anggaran untuk tahun 2017 nanti, dia mengakui anggaran untuk TNI AU memang yang paling kecil. Dari rencana anggaran Rp108 Triliun, matra udara hanya mendapat alokasi Rp13.8 Triliun.

Lebih lanjut dia mengatakan, Fraksi PDIP terus mendorong agar anggaran pertahanan dari tahun ke tahun terus meningkat dan seimbang sesuai dengan kebutuhan riil sektor pertahanan kita.

"Masih hangat dalam memori kita tentunya dalam setahun terakhir insiden kecelakaan yang melibatkan pesawat TNI baik itu penumpang maupun pesawat tempur sudah terjadi setidaknya lima kali," paparnya.

Kata dia, prajurit TNI itu dilatih dan dididik untuk menghadapi ancaman dan musuh NKRI, bukan untuk mati karena kelalaian institusi. "Jangan jadikan pesawat dan alutsista sebagai peti mati prajurit kita," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4002 seconds (0.1#10.140)