Hasyim Beberkan Penyebab Umat Islam Kalah dengan Negara Barat

Rabu, 03 Agustus 2016 - 13:48 WIB
Hasyim Beberkan Penyebab Umat Islam Kalah dengan Negara Barat
Hasyim Beberkan Penyebab Umat Islam Kalah dengan Negara Barat
A A A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) International Conference for Islamic Scholars (ICIS) Hasyim Muzadi menegaskan tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Menurutnya, klasifikasi yang terjadi selama ini sebenarnya adalah untuk tujuan spesialisasi, bukan pembedaan antara keduanya.

Bagaimanapun semua disiplin ilmu pada hakikatnya berasal dari Tuhan. Maka itu harus diintegrasikan berdasarkan prinsip-prinsip sains yang termaktub dalam Alquran.

“Keduanya harus membuahkan ketakwaan,” ujar Hasyim dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, menjelaskan Alquran sebagai pedoman dunia akhirat berisikan ilmu. Sampai hari ini, ungkap Hasyim, kandungan yang tergali dari Alquran antara lain, tauhid, ibadah, fikih, sosial kemasyarakat yang mencakup sosiologi, kenegaraan, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.

Dia menambahkan, dalam Alquran, terdapat dasar-dasar fenomenologi. Setiap kejadian atau perilaku memiliki dampak positif atau negatifnya. Ini mencakup perilaku individu, kelompok sosial, maupun negara. Fenomena jatuh bangun peradaban suatu negara telah diungkap Alquran.

Namun sayangnya lanjut Hasyim, geliat penggalian dan penelitian ilmu-ilmu sainstifik Alquran di kalangan umat Islam masih sedikit. Padahal perintah eksplorasi ayat-ayat kosmologi (kauniyat) sangat jelas.

Dia menilai umat Islam masih kalah dengan negara-negara Barat. Meski peradaban Islam sempat berada di puncak kejayaannya dengan inovasi-inovasi unggul di bidang sains. Dia menyebut nama-nama ulama hebat abad pertengahan, antara lain Ibnu Sina, al-Faraby, Ibnu Rusydi, al-Khawarizmy, dan lainnya.

Dirinya merasa prihatin dengan padamnya semangat kajian yang diwariskan cendekiawan Muslim terdahulu itu. Dunia Islam kini disibukkan dengan pertikaian antarsekte dan perebutan kekuasaan, serta kecintaan terhadap dunia yang berlebihan. (Baca: Kurikulum Perpaduan Ilmu Pesantren Modern dan Sekolah Umum)

Akibat krisis tersebut, umat kian terbelakang, bodoh, dan miskin dan rentan dipecah belah. Bahkan lebih menyedihkan lagi muncul anggapan kajian kosmologi dianggah bukan bagian Islam.

“Ini potensi lemah dan gampang dikalahkan pihak lain,” kata Pengasuh Pesantren al-Hikam, Depok, Jawa Barat ini.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6371 seconds (0.1#10.140)