Puluhan Penjaga Pantai di Asia Ngumpul Bahas Keamanan Laut

Rabu, 18 Mei 2016 - 15:11 WIB
Puluhan Penjaga Pantai di Asia Ngumpul Bahas Keamanan Laut
Puluhan Penjaga Pantai di Asia Ngumpul Bahas Keamanan Laut
A A A
JAKARTA - Badan Keamanan Laut (Bakamla) bersama dengan petugas pejaga pantai (coast guard) negara-negara Asia Pasifik menggelar Working Level Meeting (WLM) atau pertemuan tingkat kerja, di Jakarta, 18-19 Mei 2016. Acara tersebut membahas sejumlah isu penting mengenai kemaritiman.

Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Arie Soedewo mengatakan, ada empat isu yang dibahas dalam pertemuan itu antara lain soal pencarian dan penyelamatan atau search and rescue (SAR), proteksi lingkungan hidup, aktivitas ilegal dan membangun kerja sama antar-coast guard atau capacity building.

"WLM menjadi ajang pertukaran informasi mengenai situasi terkini dalam mencegah dan menangani tindak pelanggaran hukum di Iaut. Isu keamanan menjadi hal yang penting. Apalagi Indonesia dimana 3/4 wilayahnya adalah lautan," ujarnya di Crowne Plaza, Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Penyelenggaraan kegiatan ini sekaligus untuk mengetahui cara pendekatan dalam memerangi perompakan, terorisme dan perampokan bersenjata di perairan Asia dan Selat Malaka.

Arie berharap, kegiatan ini dapat mengidentifikasi permasalahan keamanan laut, khususnya terkait kasus perompakan di masing-masing negara, bagaimana tindakan penanganan yang dilakukan oleh negara tersebut, dan hambatan yang dialami dalam penanganan permasalahan tersebut.

"Perompakan dan perampokan bersenjata menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian di kawasan Asia. Dari data yang diperoleh, kejahatan perompakan di wilayah Asia, khususnya Selat Malaka masih cukup tinggi walaupun telah terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu permasalahan ini perlu ditangani bersama oleh negara negara di kawasan Asia," ujarnya.

Menurut Arie, ada banyak aktivis ilegal yang harus diantisipasi di antaranya, penyelundupan narkoba, senjata, pencurian ikan, dan sebagainya.

"Kami akan meningkatkan kehadiran Bakamla diperairan yang dinilai rawan. Bakamla hadir untuk mensinergikan sistem surveillance atau pengawasan yang telah dilaksanakan oleh beberapa instansi seperti TNI AL, Pol Air, KPLP, Kementerian Kelautan. Kalau perlu apa yang ada di laut, Bakamla tahu," katanya.

Arie menyebutkan, negara-negara yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Bangladesh, Brunei Darussaiam, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), India, Hong Kong, Indonesia, Australia, Filipina, Jepang, Kamboja, Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Singapura, Sri Langka, Thailand, Vietnam dan Maldives, termasuk observer dari Singapura dan JICA, Jepang.

"Hasil kegiatan ini akan dijadikan bahan dalam rapat Heads Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM) ke-12 pada September mendatang di Jakarta," jelasnya.

HACGAM adalah forum kerja sama negara negara Asia yang bersifat sukarela di bidang keamanan maritim. Awalnya HACGAM dibentuk guna berbagi informasi tentang masalah keamanan maritim. Perkembangan selanjutnya, HACGAM bertujuan membangun dan mengembangkan kapasitas badan badan coast guard di Asia.

"Pertamuan HACGAM merupakan upaya peningkatan kemampuan di bidang keamanan, keseiamatan, periindungan mantim dan information sharing antara coast guard di Asia

Director of Foreigners Affairs Japan Coast Guard Captain Koichi Kawagoe mengapresiasi pertemuan ini. Koichi mengakui kegiatan ini dipelopori oleh Jepang dan sampai saat ini sudah sembilan kali berlangsung.

"Kami sangat senang coast guard negara-negara di Asia terlibat dalam membahas berbagai isu penting," ucapnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4288 seconds (0.1#10.140)