DPR Warning Pemerintah Soal Bagi Data Intelijen dengan Australia

Sabtu, 28 November 2015 - 14:27 WIB
DPR Warning Pemerintah Soal Bagi Data Intelijen dengan Australia
DPR Warning Pemerintah Soal Bagi Data Intelijen dengan Australia
A A A
JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull meminta negara tetangga seperti Asia Tenggara termasuk Indonesia, berbagi data intelijen untuk menangkal aksi terorisme pasca serangan teroris yang terjadi di Paris, Prancis beberapa waktu lalu.

Menanggapi permintaan Australia, Pemerintah Indonesia diingatkan berhati-hati dalam berbagi data intelijen dengan negeri Kanguru tersebut. Meski begitu, permintaan itu dinilai positif.

"Bagus saja sih kerja sama. Tapi lebih penting Indonesia minta Australia mau terima pengungsi yang memang tujuannya ke sana," kata Anggota Komisi I DPR, Sukamta dalam pesan singkatnya, Sabtu (28/11/2015).

Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, ketimbang berbagi data intelijen yang dinilai belum tentu menguntungkan Indonesia, lebih baik pemerintah memertegas soal penanganan pengungsi oleh Pemerintah Australia. "Kita enggak mau pengungsi yang mereka tolak jadi persoalan di kita," ungkapnya.

Selain itu, permintaan Australia yang meminta berbagi data intelijen dengan Indonesia perlu diperjelas. Sebab kata Sukamta, jangan sampai permintaan tersebut justru merugikan Pemerintah Indonesia.

Apalagi diakuinya, Indonesia pernah menjadi korban dugaan penyadapan yang dilakukan Australia. "Tentu harus diperjelas dulu apa yang mau dikerjasamakan. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi bumper-nya Australia," pungkasnya.

Seperti diketahui, Australia minta para tetangganya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk lebih sering berbagi intelijen demi mencegah munculnya serangan teror seperti yang terjadi di Prancis 13 November lalu.

Untuk itu, Australia akan mengutus Jaksa Agung-nya ke Indonesia demi meningkatkan kerja sama intelijen. Seruan PM Australia, Malcolm Turnbull menyusul adanya seruan Amerika Serikat yang mengeluarkan peringatan bagi semua warganya di penjuru dunia untuk berhati-hati dalam bepergian.

Terhadap hal itu, Turnbull meminta pemimpin negara-negara tetangga, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura, untuk lebih sering berbagi data intelijen mengenai jaringan teroris.

"Dari perspektif Australia, kami melihat adanya risiko nyata bahwa para kelompok teroris di kawasan ini kemungkinan terinspirasi dari serangan-serangan yang telah kita saksikan di Ankara, Beirut, Bamako, dan Paris. Kami ingatkan akan adanya fakta ahwa ratusan ribu warga Australia berkunjung ke Asia Tenggara setiap tahun," kata Turnbull, saat berbicara di hadapan Parlemen Australia.

Pilihan:

Laporan Sudirman Said Membahayakan Posisi Jokowi
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8573 seconds (0.1#10.140)