Laba Bersih Maybank Tumbuh 70%

Selasa, 03 November 2015 - 03:17 WIB
Laba Bersih Maybank Tumbuh 70%
Laba Bersih Maybank Tumbuh 70%
A A A
JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) mencatatkan laba bersih pada periode 9 bulan menjadi Rp592 miliar atau naik 70,7% dari Rp347 miliar pada periode sama 2014.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia dan Chairman Grup Maybank, Tan Sri Dato Megat Zaharuddin bin Megat Mohd Nor menuturkan, pendapatan bunga bersih meningkat 10,5% dari Rp4,3 triliun menjadi Rp4,8 triliun per September 2015 dengan Marjin Bunga Bersih (NIM) mencapai 4,82%.

Sementara fee based income juga mengalami kenaikan sebesar 12,4% menjadi Rp1,6 triliun dari Rp1,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Peningkatan fee based income terutama didukung fee dari advisory activities, asuransi dan transaksi valuta asing," ungkapnya di Jakarta, Senin (2/11/2015).

Kredit Perbankan Ritel mengalami pertumbuhan 12,3% dari Rp39,8 triliun menjadi Rp44,7 triliun. Sementara kredit Perbankan Bisnis meningkat 12,2% dari Rp38,9 triliun menjadi Rp43,6 triliun.

Dia mengungkapkan, meskipun kredit perbankan global masih menunjukkan penurunan 10,4% (secara tahunan), secara kuartalan kredit perbankan global tumbuh 8,4% pada kuartal ketiga mencapai Rp23,2 triliun per September 2015.

Menurutnya, perbankan ritel memberikan kontribusi sebesar 40% dari total kredit bank, sementara perbankan bisnis berkontribusi sebesar 39% dan Perbankan Global sebesar 21%.

Selain itu, KPR (kredit pemilikan rumah) juga tumbuh 15,7% menjadi Rp17,8 triliun. "Pinjaman tanpa agunan meningkat 12,5% dengan KTA (kredit tanpa agunan) naik 26,3% dan tagihan Kartu Kredit naik 6,3%," paparnya.

Di samping itu, kredit komersial juga mengalami peningkatan dari Rp22,6 triliun per September 2014 menjadi Rp25,1 triliun per September 2015. Pertumbuhan juga terjadi pada kredit mikro mencapai 62,7% atau menjadi Rp1,2 triliun.

Meski kredit mengalami pertumbuhan, namun non-performing loan/NPL atau kredit bermasalah masih cukup tinggi di angka 4,34% (gross) dan 2,79% (net).

"Bank terus menurunkan eksposur dari beberapa portofolio koporasi yang menyebabkan naiknya NPL. Tapi, kami akan tetap hati-hati dengan kualitas kredit sehubungan beberapa bisnis, yang masih terkena dampak perlambatan ekonomi dan pelemahan rupiah," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1223 seconds (0.1#10.140)