Aktifkan Yongbyon, Korut Ancam AS

Rabu, 16 September 2015 - 10:26 WIB
Aktifkan Yongbyon, Korut Ancam AS
Aktifkan Yongbyon, Korut Ancam AS
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) kemarin mengaktifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon sebagai basis produksi senjata nuklir. Pyongyang juga meningkatkan kemampuan misil mereka sehingga bisa menyerang Amerika Serikat (AS) kapan pun.

Dua ancaman Pyongyang itu diungkapkan dalam kurun waktu 24 jam. Provokasi terbaru Korut itu tidak bisa dianggap remeh karena berkaitan dengan keamanan Semenanjung Korea. Ancaman tersebut merupakan bentuk tindak lanjut Korut pada 2013 yang berjanji menghidupkan seluruh fasilitas nuklirnya, termasuk Yongbyon.

Kepala Institut Energi Atom Korut (AEI) mengungkapkan, seluruh fasilitas nuklir Yongbyon- termasuk reaktor 5 megawatt-kembali ”beroperasi dengan normal”. ”Ilmuwan tengah meningkatkan kualitas dan kuantitas senjata nuklir Korut,” kata pria yang tak disebutkan namanya.

Dia menambahkan, inovasi telah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan senjata nuklir. Dia juga mengancam AS. ”Jika AS dan aliansinya tetap melancarkan kebijakan permusuhan, Korut siap untuk menyerang mereka dengan senjata nuklir kapan pun,” katanya dikutip AFP .

Pyongyang pernah menghentikan operasional reaktor Yongbyon pada 2007, sesuai kesepakatan dalam perundingan enam negara. Namun, Korut menghidupkan reaktor tersebut pada 2013. Saat beroperasi, reaktor Yongbyon mampu memproduksi enam kilogram plutonium per tahun dan mampu menghasilkan satu bom nuklir.

Para pakar mengungkapkan, Korut memiliki bahan nuklir yang bisa digunakan untuk membuat 12 misil. Para pejabat militer AS dan Korea Selatan (Korsel) percaya, misil yang dipamerkan pada beberapa parade militer Korut berkekuatan nuklir. Selain itu, Korut mempertimbangkan peluncuran roket untuk membawa satelit ke orbit bumi pada 10 Oktober nanti.

Peluncuran tersebut bersamaan dengan peringatan 70 tahun berdirinya Partai Pekerja Korea (WPK). ”Dunia akan melihat dengan jelas serangkaian satelit yang mengorbit ke angkasa berulang kali dan di beberapa lokasi. Keputusan itu akan ditentukan komite pusat WPK,” kata Direktur Badan Pengembangan Antariksa Nasional Korut (NAADA) yang tak disebutkan namanya.

Namun, AS dan aliansinya memandang bahwa peluncuran satelit itu sebagai uji coba misil balistik lintas benua (ICBM). Korut pernah meluncurkan satelit pada Desember 2012 lalu bernama Unha-3. Kemampuan ICBM Korut mampu mencapai daratan AS. Namun, upaya Pyongyang itu berakhir dengan sanksi baru dan ketegangan militer.

Korea Selatan (Korsel), AS, dan Jepang kemarin memperingatkan segala upaya peluncuran roket. Mereka menganggap Pyongyang melanggar resolusi PBB yang melarang Korut menggunakan teknologi misil balistik. Seoul meminta Pyongyang harus menahan diri dari segala provokasi serius. Korsel juga tidak akan berniat menekan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk merespons cepat dan efektif terhadap provokasi Pyongyang.

”Korut seyogianya tidak meluncurkan roket jarak jauh yang menggunakan senjata nuklir,” pinta Presiden Korsel Park Geun-hye, dikutip kantor berita Yonhap . Dia mengutuk pengembangan senjata misil balistik milik Korut.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6206 seconds (0.1#10.140)