BNPB Ultimatum Tiga Daerah

Kamis, 10 September 2015 - 12:25 WIB
BNPB Ultimatum Tiga Daerah
BNPB Ultimatum Tiga Daerah
A A A
PEKANBARU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengultimatum Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan untuk segera menuntaskan pemadaman kebakaran dan bencana asap dalam dua pekan ke depan.

”Setiap tugas pokok harus ada timeframe (target). Dalam waktu dua minggu harus berupaya semaksimal mungkin atasi masalah kebakaran dan asap,” ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei di Posko Satgas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, kemarin.

Willem yang baru menjabat Kepala BNPB menggantikan Syamsul Maarif tersebut mengatakan, kedatangannya ke Riau itu untuk mempertegas instruksi Presiden Joko Widodo saat pelantikannya pada 7 September lalu, bahwa kebakaran dan bencana asap harus segera ditanggulangi. Dengan target dua minggu, semua masalah kebakaran dan asap harus kelar pada 23 September.

Dia juga mengatakan akan segera turun ke Jambi dan Sumatera Selatan untuk meninjau penanganan bencana asap di daerah tersebut. Ketiga provinsi tersebut menjadi prioritas penanganan dengan segera karena intensitas kebakarannya dinilai paling tinggi, meski kebakaran juga terjadi di Kalimantan.

”Kalau dalam dunia tentara, apabila sudah ada target tapi ternyata baru selesai pada tanggal 5 Oktober, berarti misi telah gagal,” ujar mantan perwira TNI AL berpangkat laksamana muda itu di hadapan Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031 Wira Bima Brigjen TNI Nurendi, dan Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan.

Willem menjabarkan, indikator yang harus dicapai selama dua pekan ke depan adalah tidak boleh ada lagi kebakaran lahan dan hutan di area baru, operasional Bandara Sultan Syarif Kasim II harus normal selama 24 jam penuh, aktivitas sekolah tidak boleh lagi terganggu, dan tidak boleh ada lagi penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Semua itu bisa dilakukan apabila pemerintah daerah bersama semua pemangku kepentingan dan masyarakat meningkatkan kegiatan proses pemadaman, penegakan hukum, dan pelayanan kesehatan secara simultan. ”Kedatangan tim BNPB ke Riau bukan untuk mengambil alih kontrol dan komando dari satgas, melainkan memperkuat dan memberikan pendampingan.

Setelah proses pemadaman, pemerintah daerah perlu fokus pada upaya preventif ke depannya agar masalah sama tidak terulang,” katanya. Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Bencana Asap Sumsel terus berusaha meminimalisasi kabut asap dengan melakukan water booming (hujan buatan).

Pihaknya juga meminta penambahan armada udara, yakni dua helikopter kepada BNPB. Satu untuk patroli dan satunya untuk water booming . ”Kami mengusulkan tambahan armada udara lagi. Satu helikopter M17 berkapasitas 4 ton kan ada di Jambi, sementara di Jambi sudah close. Jadi, lebih baik dimanfaatkan untuk memadamkan titik api di Musi Banyuasin.

Sedangkan satu heli lagi untuk patroli,” kata Wakil Komandan Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Sumsel Yulizar Dinoto seusai rapat koordinasi dengan perwakilan Kantor Staf Kepresidenan dan Pemerintah Provinsi Sumsel di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, kemarin.

Di samping mengusulkan dua heli tersebut, pihaknya juga masih menunggu bantuan satu unit air traktor dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk pengeboman udara. Yulizar juga mengaku memiliki langkah-langkah konkret dalam menanggulangi kabut asap, yakni melakukan pemetaan lokasi pada wilayah yang terindikasi adanya hotspot baik di perkebunan, hutan tanaman industri (HTI), maupun di areal lainnya.

Darfian jaya suprana/ Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8240 seconds (0.1#10.140)