Bentuk Kontribusi pada Dunia IT

Minggu, 16 Agustus 2015 - 09:25 WIB
Bentuk Kontribusi pada Dunia IT
Bentuk Kontribusi pada Dunia IT
A A A
Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), Arfan bersama kawannya, Jagat Hariseno, memang sudah tertarik untuk melakukan riset masalah digital.

Ketertarikan di bidang IT itu membuat mereka menekuni dunia yang sama hingga menjadi seorang programmer . ”Dari awal kami memang cinta teknologi. Samasama membuat program, kemudian tergabung di satu perusahaan yang terlibat dalam proyek IT,” tutur Arfan, yang merupakan alumni Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Selama bergabung dalam perusahaan IT dan mengerjakan beberapa proyek, Arfan serta Jagat berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda. ”Kami ingin menciptakan sebuah produk yang dapat digunakan massal. Itu bisa menjadi salah satu bukti kemampuan dan kontribusi kami untuk masyarakat dalam bidang IT,” ujar Arfan.

Dengan begitu, ia tidak hanya mengerjakan proyek yang bernilai uang, namun membuat sebuah produk kreativitas. Akhirnya terciptalah sebuah aplikasi messenger bernama Catfiz. Alasan lain terciptanya Catfiz juga berasal dari motivasi besar yang dimiliki Arfan. Pria yang kini berusia 44 tahun itu tidak ingin seluruh infrastruktur telekomunikasi di Indonesia dikuasai oleh orang asing tanpa disadari.

Kehadiran Catfiz sebagai salah satu messenger buatan asli anak bangsa diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia sendiri. Keyakinan Arfan untuk mengembangkan produk ini juga datang dari adanya mimpi besar serta keahlian. ”Saya dan Jagat memiliki kemampuan yang bisa digunakan sekaligus bermanfaat bagi orang lain. Jadi, selama ada mimpi dan punya keahlian, alam akan membantu. Saya juga tidak berpikir bisa berkembang sebesar ini,” ungkapnya.

Arfan mengatakan, Catfiz tidak direncanakan untuk berkompetisi dengan aplikasi messenger lain. Awalnya Catfiz memang diciptakan untuk kebutuhan kalangan sendiri dan teman-teman. ”Saya mencintai apa yang saya lakukan dan tujuan saya ingin berbagi dengan teman. Jadi, selama saya beserta teman lain masih suka dan menggunakannya, Catfiz akan jalan terus,” jelasnya.

Ayah tiga anak itu mengaku, banyak menemukan inspirasi yang berasal dari kehidupan sehari-hari. Contohnya pendapat, saran dari teman, dan user sehingga inspirasi itu datang berdasarkan interaksi. Dari interaksi itulah, Arfan bertemu dengan para pencinta Catfiz untuk saling bertukar pikiran.

”Saya jadi tahu banyak hal. Dulu programmeritu ratarata bersifat introvert dan antisosial. Sekarang saya banyak berinteraksi dengan orang lain dari kalangan yang berbeda-beda. Saya merasa, ilmu pengetahuan saya bertambah dari komunikasi dan bertukar pikiran dengan mereka,” pungkasnya.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8860 seconds (0.1#10.140)