Tiga Modus Kejahatan Perbankan Mengancam Masyarakat

Senin, 27 Juli 2015 - 09:45 WIB
Tiga Modus Kejahatan Perbankan Mengancam Masyarakat
Tiga Modus Kejahatan Perbankan Mengancam Masyarakat
A A A
Bank Indonesia meminta nasabah agar bersikap hati-hati dan waspada terhadap kejahatan perbankan (fraud rate). Bank Indonesia sudah mengidentifikasi sedikitnya tiga modus kejahatan cyber yang menyerang sistem perbankan Indonesia.

* Modus kejahatan perbankan umumnya berupa skimming, phishing, dan malware.
* Skimming adalah tindak pencurian data nasabah dengan menggunakan alat perekam data. Biasanya kejahatan ini terjadi di mesin anjungan tunai mandiri dan EDC
* Phishing ialah upaya pencurian informasi nasabah berupa user id, kata sandi (password), atau kartu kredit.
* Malware merupakan perangkat lunak atau kode yang dipakai pelaku untuk melancarkan aksi kejahatan perbankan
* Berdasarkan data global, Indonesia sejak 2012 hingga kini masih menempati posisi terendah untuk tingkat kejahatan perbankan (Fraud Rate) dibandingkan negara Asia Tenggara.
* Data Bank Indonesia selama tahun 2014 hingga Februari 2015 menunjukkan bahwa fraud Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) hanya sebesar 0,0008% dari total nominal transaksi
* Tiga bank besar di Indonesia baru-baru ini dibobol sindikat jaringan internasional dan mengakibatkan kerugian mencapai Rp130 miliar.

KASUS BESAR PERBANKAN

Semakin canggih teknologi, semakin terbuka pula peluang melakukan tindak kejahatan tak terkecuali di dunia perbankan. Berikut sejumlah kasus pembobolan bank besar yang pernah terjadi di Indonesia.

Kasus BLBI
BLBI adalah skema bantuan (pinjaman) Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas saat terjadinya krisis moneter 1998. Bantuan dana likuiditas yang dikucurkan sebesar Rp147,7 triliun kepada 48 bank. Audit BPK terhadap penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut menyimpulkan telah terjadi indikasi penyimpangan sebesar Rp138 triliun.

Kasus Bank Century
Kasus Century bermula dari kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang mengucurkan bailout Rp6,7 triliun untuk Bank Century pada 2008. Pemberian bantuan itu diklaim untuk menyelamatkan sektor perbankan nasional dari gejolak krisis moneter yang tengah melanda dunia.

Citibank
Pelaku pembobolan Citibank berhasil menyedot dana hingga Rp17 miliar. Kejahatan perbankan ini dilakukan oleh orang dalam, yakni oleh Senior Manager Citibank Malinda Dee. Kasus ini mulai terungkap pada 2011

Bank Mega
Kasus pembobolan bank yang juga menarik perhatian adalah raibnya dana Rp111 miliar milik PT Elnusa di Bank Mega. Elnusa akhirnya memenangkan gugatan terhadap Bank Mega atas dugaan pembobolan dana nasabah deposito sebesar Rp111 miliar yang dilakukan enam tersangka yang juga karyawan perusahaan Bank Mega dan Elnusa.

Bank Bali
Bank Bali mempunyai tagihan atas nama, di antaranya kepada PT Bank Umum Nasional (BUN) dan PT Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), yang semuanya berstatus Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) sehingga ditutup oleh Bank Indonesia (BI) dan diserahkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).Dari kasus Bank Bali, ada dua hal yang terjadi, penggembosan aset oleh pemilik lama, dan pencairan tagihan Bank Bali dari BI.

KASUS PEMBOBOLAN LAIN

1 Pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square pada 2011. Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di luar bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar USD6 juta kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam) menjadi 60 juta dollar AS.

2. Pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif pada Bank Internasional Indonesia (BII) pada 31 Januari 2011. Melibatkan account officer BII Cabang Pangeran Jayakarta. Total kerugian Rp 3,6 miliar.

3. Pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank Mandiri yang melibatkan lima tersangka, salah satunya customer service bank tersebut. Kasus ini dilaporkan 1 Februari 2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar.

4. Pencairan deposito Rp6 miliar milik nasabah oleh pengurus BPR tanpa sepengetahuan pemiliknya di BPR Pundi Artha Sejahtera, Bekasi, Jawa Barat pada 2011. Pada saat jatuh tempo deposito itu tidak ada dana.

5. Pada 9 Maret 2011 terjadi pada Bank Danamon. Modusnya head teller Bank Danamon Cabang Menara Bank Danamon menarik uang kas nasabah berulang-ulang sebesar Rp 1,9 miliar dan 110.000 dollar AS.

6. Penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi Panin Bank Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadi. Kerugian bank Rp 2,5 miliar.

7. Konspirasi kecurangan investasi/deposito senilai Rp 111 miliar untuk kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega Jababeka dan Direktur Keuangan PT Elnusa Tbk

Kerugian kejahatan perbankan

* Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigadir Jenderal Victor Panggabean menuturkan sejak 2012 hingga 2015 telah terjadi kerugian sebesar Rp33 miliar akibat kejahatan perbankan.
* Modus terbesar yang digunakan ialah skimming.
* Total ada 497 pelaku yang sudah tertangkap

KEJAHATAN ATM

Berhati-hatilah...Apapun yang terjadi dengan kartu ATM Anda jangan sekali-kali mmemberitahukan nomor PIN Anda karena bank tidak pernah menanyakan nomor PIN untuk keperluan apapun.

MODUS OPERANDI

1. Pelaku 1 bertugas mengganjal lubang ATM dengan potongan lidi korek api
2. Korban yang terjebak, akan mendapati kartu ATM-nya tersangkut dalam mesin ATM
3. Pelaku 2, berpura-pura sebagai nasabah bank yang ikut mengantri. saat Korban panik, pelaku 2 akan menunjukan nomor operator palsu yang tertempel di mesin ATM
4. Pelaku 3, berperan sebagai satpam palsu. Tugasnya meyakinkan Korban untuk mengikuti saran dari pelaku 2 agar menelpon ke nomor telpon operator palsu tadi
5. Ketika Korban menelpon pelaku 4 yang bertindak sebagai operator bank. Operator palsu akan menyakan nomor rekening dan meminta nomor pin. Alasannya untuk kepentingan pemblokiran kartu. Korban disuruh ke bank untuk melapor
6. Ketika Korban meninggalkan ATM, pelaku 1 akan menarik kartu yang tersangkut menggunakan benang wol

Hacker Curi Uang USD1 Miliar dari 100 Bank

* Sedikitnya 100 bank di seluruh dunia telah dideteksi menjadi korban kejahatan dunia maya (cybercrime) dari sindikat hacker bernama Carbanak.
* Jumlah kerugian ditaksir mencapai USD1 miliar atau sekitar Rp12,7 triliun
* Menurut data Kaspersky Lab, tindak kejahatan Carbanak ternyata sudah dilakukan sejak tahun 2013.
* Mereka menyerang hingga 100 bank, sistem e-payment, dan lembaga keuangan lainnya di 30 negara.
* Target Carbanak termasuk organisasi keuangan di Rusia, Amerika Serikat, Jerman, Tiongkok, Ukraina, Kanada, Hong Kong, Taiwan, Rumania, Perancis, Spanyol, Norwegia, India, Inggris, Polandia, Pakistan, Nepal, Maroko , Islandia, Irlandia, Republik Ceko, Swiss, Brazil, Bulgaria, dan Australia.

Modus operandi Carbanak

* Serangan dimulai dengan mencari cara untuk masuk ke komputer karyawan bank yang ditargetkan. Caranya melalui spear phishing (memberikan tautan tipuan untuk mencuri identitas korban), lalu menginfeksi komputer korban dengan malware Carbanak.
* Setelah masuk ke komputer korban, mereka melompat ke jaringan internal dan melacak komputer administrator untuk melakukan pengamatan video.
* Ketika tiba saatnya untuk menarik tunai uang hasil tindak kejahatan mereka, penjahat menggunakan online banking atau sistem e-payment internasional untuk mentransfer uang dari rekening bank ke rekening mereka sendiri.
* Dalam kasus lain, penjahat cyber menembus tepat ke jantung dari sistem akuntansi, menggembungkan saldo rekening sebelum mengantongi dana tambahan melalui transaksi penipuan.

Indikasi adanya ancaman Carbanak di jaringan bank

* Terdapat file dengan ekstensi .bin di lokasi: All Users%AppData%Mozilla atau c: ProgramDataMozilla
* Terdapat file svchost.exe di katalog WindowSystem32com
* Ditemukan service-service yang berakhiran “sys”, yang menduplikasi service dengan nama sama tanpa mengandung “sys” pada deretan Windows services yang aktif.
* Terdapat file Paexec di katalog Windows yang membantu menjalankan perintah di remote machine
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7753 seconds (0.1#10.140)