Makin Kritis, Deforestasi Hutan Indonesia Capai 30 Juta Hektare

Jum'at, 15 Mei 2015 - 15:00 WIB
Makin Kritis, Deforestasi Hutan Indonesia Capai 30 Juta Hektare
Makin Kritis, Deforestasi Hutan Indonesia Capai 30 Juta Hektare
A A A
JAKARTA - Angka deforestasi hutan Indonesia diperkirakan sudah mencapai 30 juta hektare. Indonesia merupakan penyumbang deforestasi kedua di dunia setelah Brazil. Total deforestasi hutan di dunia sebesar 148 juta hektare.

“Dari tahun 1990-2005, Brazil sumbang deforetasi hutan sebesar 42 juta hektare, Indonesia 28 juta hektar. Sejak saat itu hingga kini, masih terjadi kerusakan, di luar gunung meletus atau tsunami," ujar Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Hadi S Alikodra dalam siaran pers yang dikeluarkan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jumat (15/5/2015).

Hadi juga menyayangkan kedisiplinan penerapan kebijakan tata ruang. Karena hingga saat ini perizinan hutan lindung menjadi pemukiman, industri, ataupun properti, masih ada.

Dia meminta Pulau Sumatera yang menjadi hotspot keanekaragaman hayati tertinggi di dunia harus dilindungi. “Hampir 60 persen kawasan itu rusak, padahal kami sudah menempuh berbagai cara. "Tetapi dampaknya masih belum kelihatan. Ujungnya adalah moral. Moral yang multi level,” imbuhnya.

Laju Deforestasi di Indonesia

Untuk mengurangi deforestasi, Hadi meminta bangsa Indonesia mengubah mental dari merusak lingkungan ke alam pikir mengutamakan ekologi. Menurutnya perlu peran moral attitude, intelektual emosial dan spiritual untuk mengurangi deforestasi tersebut.

Menurut Hadi, Indonesia bisa mencontoh Kosta Rika yang bisa menyejahterakan rakyatnya dengan mengembangkan bisnis konservasi ekowisata. Kosta Rika, negara seluas Provinsi Jawa Barat ini, pernah mengalami kerusakan hutan hampir 100 persen.

Kementerian Dalam Negeri pernah menerapkan sistem seperti yang diterapkan di Kosta Rika, yakni Otonomi Daerah (Otda) pada 2001 silam. Namun sumberdaya manusia (SDM) belum siap. “Jika tidak segera dilakukan (moral attitude), maka 10 tahun lagi kita akan hancur. Susah kita fokus pada tiga dimensi, yaitu ketahanan pangan, energi, dan air,” tandasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5287 seconds (0.1#10.140)