Prof Kacung: Gagasan Bagus KIB Perlu Orang yang Tepat dan Berpengalaman untuk Melaksanakannya
Senin, 15 Agustus 2022 - 21:29 WIB
JAKARTA - Ide dan gagasan yang disampaikan oleh Koalisi Indonesia Bersatu , Minggu (14/8/2022) di Surabaya bagi Prof Kacung Marijan sudah bagus. Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unair ini setelah gagasan disepakati dan didetailkan, KIB harus mencapai kesepakatan tentang siapa yang akan menjadi capres dan cawapres.
“Kalau konsisten dengan politik gagasan, harus sama-sama melihat, gagasannya seperti itu lalu siapa saja yang kira-kira cocok untuk memperjuangkan dan melaksanaan gagasan itu,” ucapnya.
Dalam sebuah koalisi partai, tentang siapa itu capres dan cawapres yang akan diusung, juga tidak lepas dari kalkulasi-kalkulasi yang ada. “Ketika ada kesepakatan bahwa pada dasarnya semua ketum layak memperjuangkan dan melaksanakan gagasan itu, maka kalkulasi selanjutnya bisa lebih konkret yakni siapa yang kira-kira memiliki konstituen besar,” ungkap Kacung.
“Kalau KIB memang betul-betul mau terbuka, ya bisa menggundang orang lain yang kira-kira bisa memperjuangkan dan melaksanakan gagasan-gagasan itu. Namun partai-partai koalisi tentu memiliki pertimbangan tersendiri,” tuturnya.
Melihat potensi yang dimiliki Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Kacung menilai layak untuk dijagokan sebagai calon presiden dari KIB. “Pertama, Pak AH, merupakan ketua partai besar. Kedua, Pak AH memiliki pengalaman panjang di DPR dan di eksekutif. Bagaimanapun juga, untuk menjadi calon presiden-wakil presiden, kan membutuhkan orang-orang yang berpengalaman juga,” ujarnya.
Airlangga juga memiliki kemampuan untuk mendetailkan ide dan gagasan yang ada di KIB saat ini. Seperti misalnya saat mengusung program PATEN dan bagaimana menangani bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
“Saya kira ide dan gagasan dari KIB ini bagus. Karena ketika memperoleh kekuasaan nanti akan dipakai untuk apa,” ujar Kacung.
Secara umum, Kacung menilai apa yang dilakukan KIB saat ini cukup positif untuk pendidikan politik di Indonesia. Ke depan, ia melihat KIB akan bersentuhan dengan bagaimana cara memperoleh kekuasaan tersebut untuk mengimplementasikan gagasan-gagasan besar yang sudah dibangun bersama.
“Artinya masing-masing partai di KIB harus tetap konsisten bagaimana mempertahankan dan memperjuangkan gagasan-gagasan itu, terlepas dari siapa yang akan dicalonkan menjadi capres dan cawapres nanti,” ujarnya.
Menurutnya, godaan dari KIB saat ini adalah menguji konsistensi untuk tetap berpegang teguh pada politik gagasan yang harus dicapai bersama-sama. Ia melihat KIB pada akhirnya bukan sekadar menang dalam gagasan.
Namun, bagaimana mencapai dan mewujudkan gagasan itu melalui kekuasaan, yakni memenangkan pemilu.
“Kalau konsisten dengan politik gagasan, harus sama-sama melihat, gagasannya seperti itu lalu siapa saja yang kira-kira cocok untuk memperjuangkan dan melaksanaan gagasan itu,” ucapnya.
Dalam sebuah koalisi partai, tentang siapa itu capres dan cawapres yang akan diusung, juga tidak lepas dari kalkulasi-kalkulasi yang ada. “Ketika ada kesepakatan bahwa pada dasarnya semua ketum layak memperjuangkan dan melaksanakan gagasan itu, maka kalkulasi selanjutnya bisa lebih konkret yakni siapa yang kira-kira memiliki konstituen besar,” ungkap Kacung.
“Kalau KIB memang betul-betul mau terbuka, ya bisa menggundang orang lain yang kira-kira bisa memperjuangkan dan melaksanakan gagasan-gagasan itu. Namun partai-partai koalisi tentu memiliki pertimbangan tersendiri,” tuturnya.
Melihat potensi yang dimiliki Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Kacung menilai layak untuk dijagokan sebagai calon presiden dari KIB. “Pertama, Pak AH, merupakan ketua partai besar. Kedua, Pak AH memiliki pengalaman panjang di DPR dan di eksekutif. Bagaimanapun juga, untuk menjadi calon presiden-wakil presiden, kan membutuhkan orang-orang yang berpengalaman juga,” ujarnya.
Airlangga juga memiliki kemampuan untuk mendetailkan ide dan gagasan yang ada di KIB saat ini. Seperti misalnya saat mengusung program PATEN dan bagaimana menangani bonus demografi yang dimiliki Indonesia.
“Saya kira ide dan gagasan dari KIB ini bagus. Karena ketika memperoleh kekuasaan nanti akan dipakai untuk apa,” ujar Kacung.
Secara umum, Kacung menilai apa yang dilakukan KIB saat ini cukup positif untuk pendidikan politik di Indonesia. Ke depan, ia melihat KIB akan bersentuhan dengan bagaimana cara memperoleh kekuasaan tersebut untuk mengimplementasikan gagasan-gagasan besar yang sudah dibangun bersama.
“Artinya masing-masing partai di KIB harus tetap konsisten bagaimana mempertahankan dan memperjuangkan gagasan-gagasan itu, terlepas dari siapa yang akan dicalonkan menjadi capres dan cawapres nanti,” ujarnya.
Menurutnya, godaan dari KIB saat ini adalah menguji konsistensi untuk tetap berpegang teguh pada politik gagasan yang harus dicapai bersama-sama. Ia melihat KIB pada akhirnya bukan sekadar menang dalam gagasan.
Namun, bagaimana mencapai dan mewujudkan gagasan itu melalui kekuasaan, yakni memenangkan pemilu.
(rca)
tulis komentar anda