Sekjen PDIP: Kepemimpinan Indonesia Takkan Terbangun Tanpa Keunggulan Iptek
Rabu, 09 Maret 2022 - 13:57 WIB
“Saya menilai kepemimpinan Indonesia tidak akan mungkin dibangun tanpa memiliki keunggulan di dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tutur Hasto.
Namun, berdasarkan data tentang pemeringkatan universitas di dunia oleh Times Higher Education (THE) pada tahun 2021, posisi Perguruan Tinggi di Indonesia sendiri justru cenderung merosot. Rendahnya peringat Indonesia terutama dari rendahnya budaya riset yang diukur dari indeks pengaruh riset yang dihasilkan.
Ditinjau dari budaya membaca (literacy), sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Begitu pula dengan perhitungan jumlah lulusan doktor yang masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah doktor di negara-negara maju.
“Dari dua kategori pemeringkatan di atas, betapa perguruan tinggi menempati peran yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia,” katanya.
“Karena itulah dengan mengambil energi perjuangan para pendiri bangsa, maka kebangkitan Indonesia tahun 2045 hanya bisa dilakukan apabila mulai detik ini, saat ini, semua menggelorakan semangat kemajuan yang dimulai dari kampus. Inilah syarat terpenting yang dikatakan sebagai penemuan kembali kepemimpinan Indonesia,” imbuh Hasto.
Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Fathur Rokhman mengatakan pihaknya mendorong agar para wisudawan pada kali ini benar-benar membaktikan ilmunya bagi kepentingan manusia. “Ilmu yang anda peroleh, anda harus baktikan untuk Indonesia dan dunia,” kata Fathur Rokhman.
Dia mengingatkan bahwa Unnes memiliki visi sebagai universitas berwawasan konservasi dan bereputasi internasional. Salah satunya adalah melakukan Konservasi Pancasila sebagai dasar negara.
Sebab, lanjut Fathur, Pancasila dinilai sebagai nilai-nilai yang komplit yang menjadi panduan hidup kita. Pancasila bukan sekadar filosofi dan cita-cita biasa semata.
“Namun Pancasila juga adalah ideologi yang memandu kita dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari,” kata Fathur.
Sebelum acara dimulai, Rektor Unnes mengajak Hasto dan rombongan berpose di depan Monumen Konservasi Pancasila yang menjadi landmark baru Unnes. Monumen Konservasi Pancasila divisualkan dalam bentuk burung garuda yang berdiri dengan gagah.
Namun, berdasarkan data tentang pemeringkatan universitas di dunia oleh Times Higher Education (THE) pada tahun 2021, posisi Perguruan Tinggi di Indonesia sendiri justru cenderung merosot. Rendahnya peringat Indonesia terutama dari rendahnya budaya riset yang diukur dari indeks pengaruh riset yang dihasilkan.
Ditinjau dari budaya membaca (literacy), sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Begitu pula dengan perhitungan jumlah lulusan doktor yang masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah doktor di negara-negara maju.
“Dari dua kategori pemeringkatan di atas, betapa perguruan tinggi menempati peran yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia,” katanya.
“Karena itulah dengan mengambil energi perjuangan para pendiri bangsa, maka kebangkitan Indonesia tahun 2045 hanya bisa dilakukan apabila mulai detik ini, saat ini, semua menggelorakan semangat kemajuan yang dimulai dari kampus. Inilah syarat terpenting yang dikatakan sebagai penemuan kembali kepemimpinan Indonesia,” imbuh Hasto.
Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Fathur Rokhman mengatakan pihaknya mendorong agar para wisudawan pada kali ini benar-benar membaktikan ilmunya bagi kepentingan manusia. “Ilmu yang anda peroleh, anda harus baktikan untuk Indonesia dan dunia,” kata Fathur Rokhman.
Dia mengingatkan bahwa Unnes memiliki visi sebagai universitas berwawasan konservasi dan bereputasi internasional. Salah satunya adalah melakukan Konservasi Pancasila sebagai dasar negara.
Sebab, lanjut Fathur, Pancasila dinilai sebagai nilai-nilai yang komplit yang menjadi panduan hidup kita. Pancasila bukan sekadar filosofi dan cita-cita biasa semata.
“Namun Pancasila juga adalah ideologi yang memandu kita dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari,” kata Fathur.
Sebelum acara dimulai, Rektor Unnes mengajak Hasto dan rombongan berpose di depan Monumen Konservasi Pancasila yang menjadi landmark baru Unnes. Monumen Konservasi Pancasila divisualkan dalam bentuk burung garuda yang berdiri dengan gagah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda