Teruskan Visi Jokowi, Airlangga Disarankan Gandeng PDIP di 2024
Jum'at, 01 Oktober 2021 - 07:11 WIB
JAKARTA - Ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disarankan membentuk koalisi nasionalis-nasionalis untuk bertarung di Pilpres 2024. Koalisi itu dinilai bisa mendorong Airlangga menjadi presiden di 2024.
"Pak Airlangga bisa merangkul PDIP. Setidaknya sekarang ini menjadi penopang pembangunan ekonomi Presiden Jokowi," kata Ali, Kamis (30/9/2021).
Menurut Ali, Golkar dan PDIP sama-sama berideologi nasionalis. Apalagi Golkar juga berada dalam pemerintahan bersama PDIP. Karenanya, ia menyarankan Golkar punya komitmen yang sama untuk melanjutkaan visi dan misi Presiden Jokowi.
Seperti menggalakkan pembangunan infrastruktur, tranportasi umum, peningkatan tenaga kerja dan meningkatkan investasi. Saat ini kata Ali, PDIP tak punya tokoh untuk diusung menjadi capres. Sekali pun itu Ketua DPR Puan Maharani dan tokoh populer lainnya Ganjar Pranowo.
Puan dinilai, belum mumpuni untuk dijadikan orang nomor satu di Indonesia karena tak memiliki kriteria dan elektabilitas yang pas.
"Maka itu tidak ada salahnya PDIP menempatkan diri di nomor 2, tapi tetap melanjutkan agenda (visi-misi) yang sekarang," ujar Ali.
Sementara terkait nama Ganjar Pranowo yang termasuk politikus populer saat ini di PDIP, Ali mengatakan, Gubernur Jawa Tengah itu sulit untuk maju karena akan berhadapan dengan partainya.
"Pasti mereka tidak akan memberi lampu hijau untuk Ganjar menjadi calon, meski menjadi nomor dua," ujar Ali.
Baca Juga
"Pak Airlangga bisa merangkul PDIP. Setidaknya sekarang ini menjadi penopang pembangunan ekonomi Presiden Jokowi," kata Ali, Kamis (30/9/2021).
Menurut Ali, Golkar dan PDIP sama-sama berideologi nasionalis. Apalagi Golkar juga berada dalam pemerintahan bersama PDIP. Karenanya, ia menyarankan Golkar punya komitmen yang sama untuk melanjutkaan visi dan misi Presiden Jokowi.
Seperti menggalakkan pembangunan infrastruktur, tranportasi umum, peningkatan tenaga kerja dan meningkatkan investasi. Saat ini kata Ali, PDIP tak punya tokoh untuk diusung menjadi capres. Sekali pun itu Ketua DPR Puan Maharani dan tokoh populer lainnya Ganjar Pranowo.
Puan dinilai, belum mumpuni untuk dijadikan orang nomor satu di Indonesia karena tak memiliki kriteria dan elektabilitas yang pas.
"Maka itu tidak ada salahnya PDIP menempatkan diri di nomor 2, tapi tetap melanjutkan agenda (visi-misi) yang sekarang," ujar Ali.
Sementara terkait nama Ganjar Pranowo yang termasuk politikus populer saat ini di PDIP, Ali mengatakan, Gubernur Jawa Tengah itu sulit untuk maju karena akan berhadapan dengan partainya.
"Pasti mereka tidak akan memberi lampu hijau untuk Ganjar menjadi calon, meski menjadi nomor dua," ujar Ali.
tulis komentar anda