Daerah Tunda Sekolah Tatap Muka
Jum'at, 18 Desember 2020 - 06:40 WIB
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Zul Ikram mengatakan, persiapan untuk kegiatan sekolah tatap muka pada Januari 2021, masih perlu penyempurnaan. Pemprov Riau telah menyiapkan beberapa langkah tentang rencana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, dengan mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat kementerian.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana tak bisa memastikan waktu pembelajaran atau sekolah tatap muka dimulai. Pemprov DKI memprioritaskan keselamatan anak sekaligus hak belajar anak selama pandemi COVID-19 belum berakhir. "Saya tidak pernah mengatakan yakin di 2021," katanya.
Dinas Pendidikan tengah menindaklanjuti surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020-2021 di Masa Pandemi Covid-19. "Ada 1,5 juta peserta didik dan 82 ribu guru yang akan berinteraksi saat seluruh sekolah dibuka. Kami tetap berhati-hati," tegasnya.
Hal senada disampaikan Bupati Kabupaten Gowa, Adnan Purichta Ichsan. Dia menegaskan, proses belajar mengajar di daerah berjuluk Butta Bersejarah itu tetap akan dilakukan dengan sistem daring. Adnan beralasan, pandemi COVID-19 belum hilang di Gowa. Penyebarannya pun masih signifikan, sehingga dia mengaku belum berani mengambil risiko dengan memberlakukan sekolah tatap muka. "Saya belum bisa membuka sekolah dan melakukan proses belajar mengajar tatap muka. Saya tidak mau ambil risiko. Saya belum setuju dengan itu," ujarnya.
Adnan khawatir, jangan sampai dengan dibukanya sekolah malah dampaknya tidak terkendali. Karena itu, pembukaan sekolah secara tatap muka baru akan dilaksanakan ketika COVID-19 sudah mereda. Kebijakannya itu juga tak lepas dari program vaksinasi yang digagas pemerintah. "Harapan saya, sekolah di Gowa baru kita buka setelah semua warga divaksin. Jadi selama vaksin belum ada, saya tidak mau mengambil risiko itu," katanya.
Untuk itu, bupati termuda di kawasan timur Indonesia ini tetap meminta masyarakat Kabupaten Gowa untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dari 3M menjadi 4M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan minum multivitamin.
Kadis Pendidikan Gowa, Salam menjelaskan, untuk menyelenggarakan sekolah secara offline, maka sekolah tersebut harus memenuhi standar, di antaranya kesiapan seluruh sekolah menerapkan protokol kesehatan. Persiapan sekolah terlebih dahulu harus matang, sekolah harus menyiapkan wadah penyemprotan disinfektan, alat pengukur suhu tubuh, tempat cuci tangan dan yang paling penting seluruh siswa, guru, kepala sekolah atau warga wajib memakai masker ketika berada di lingkungan sekolah. "Jika nanti sekolah dibuka kembali, maka akan diatur pula jumlah siswa dan jam belajar dalam kelas yang dibagi menjadi dua kelompok," jelasnya. (ahmad antoni/herni amir/sindonews)
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana tak bisa memastikan waktu pembelajaran atau sekolah tatap muka dimulai. Pemprov DKI memprioritaskan keselamatan anak sekaligus hak belajar anak selama pandemi COVID-19 belum berakhir. "Saya tidak pernah mengatakan yakin di 2021," katanya.
Dinas Pendidikan tengah menindaklanjuti surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020-2021 di Masa Pandemi Covid-19. "Ada 1,5 juta peserta didik dan 82 ribu guru yang akan berinteraksi saat seluruh sekolah dibuka. Kami tetap berhati-hati," tegasnya.
Hal senada disampaikan Bupati Kabupaten Gowa, Adnan Purichta Ichsan. Dia menegaskan, proses belajar mengajar di daerah berjuluk Butta Bersejarah itu tetap akan dilakukan dengan sistem daring. Adnan beralasan, pandemi COVID-19 belum hilang di Gowa. Penyebarannya pun masih signifikan, sehingga dia mengaku belum berani mengambil risiko dengan memberlakukan sekolah tatap muka. "Saya belum bisa membuka sekolah dan melakukan proses belajar mengajar tatap muka. Saya tidak mau ambil risiko. Saya belum setuju dengan itu," ujarnya.
Adnan khawatir, jangan sampai dengan dibukanya sekolah malah dampaknya tidak terkendali. Karena itu, pembukaan sekolah secara tatap muka baru akan dilaksanakan ketika COVID-19 sudah mereda. Kebijakannya itu juga tak lepas dari program vaksinasi yang digagas pemerintah. "Harapan saya, sekolah di Gowa baru kita buka setelah semua warga divaksin. Jadi selama vaksin belum ada, saya tidak mau mengambil risiko itu," katanya.
Untuk itu, bupati termuda di kawasan timur Indonesia ini tetap meminta masyarakat Kabupaten Gowa untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dari 3M menjadi 4M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan minum multivitamin.
Kadis Pendidikan Gowa, Salam menjelaskan, untuk menyelenggarakan sekolah secara offline, maka sekolah tersebut harus memenuhi standar, di antaranya kesiapan seluruh sekolah menerapkan protokol kesehatan. Persiapan sekolah terlebih dahulu harus matang, sekolah harus menyiapkan wadah penyemprotan disinfektan, alat pengukur suhu tubuh, tempat cuci tangan dan yang paling penting seluruh siswa, guru, kepala sekolah atau warga wajib memakai masker ketika berada di lingkungan sekolah. "Jika nanti sekolah dibuka kembali, maka akan diatur pula jumlah siswa dan jam belajar dalam kelas yang dibagi menjadi dua kelompok," jelasnya. (ahmad antoni/herni amir/sindonews)
(abd)
tulis komentar anda