Hari ke-6 Operasi Ketupat 2020, 15.000 Kendaraan Diminta Putar Balik
Kamis, 30 April 2020 - 23:55 WIB
JAKARTA - Hingga hari ke-6 Operasi Ketupat 2020, pihak kepolisia telah meminta 15.000 kendaraan yang hendak mudik untuk putar balik.
Dari evaluasi di lapangan bahwa masih banyak aktivitas masyarakat yang berkendara di Jabodetabek, namun secara situasional diizinkan demi kepentingan bekerja, bukan kepentingan mudik.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan, ada beberapa hal fenomena di lapangan, seperti banyak masyarakat yang mencuri waktu kesempatan untuk mudik menggunakan travel, truk terbuka yang sudah ditutup, terus menggunakan truk barang.
"Saya harap yang begini tidak lagi dilakukan masyarakat. Ini juga akan memperparah penyebaran COVID-19 ke masyarakat lainnya. Kesadaran masyarakat sangat kita harapkan," ujar Istiono.
Ditegaskan Istiono, bahwasanya mudik 2020 sampai saat ini masih dilarang. "Ada beberapa media yang mengutip masalah boleh mudik tapi ada syarat keterangan RT/ RW, itu tidak benar. Jadi mereka yang mengunjungi keluarga karena ada yang meninggal dunia, itu tentunya polisi punya pertimbangan diskresi di lapangan, karena Operasi Ketupat 2020 ini operasi kemanusiaan," terang Istiono.
RT RW yang dimaksud tidak mutlak, untuk mengidentifikasi daerah asal yang bersangkutan. Karena yang bersangkutan bila mengunjungi saudaranya bukan mudik itu pun statusnya sudah ODP dan harus karantina 14 hari, sesuai protokol penanganan covid-19.
"Nah ini perlu diketahui RT RW setempat. Bukan sah atau tidaknya mereka mudik dari izin RT RW. Sekali lagi surat keterangan dari RT RW itu hanya untuk kepentingan status dia diketahui, dimana daerah asal dia berangkat," tegasnya.
.
Istiono berharap, masyarakat sebagai ujung tombak penanganan Covid-19 dan tidak perlu mencari kesempatan untuk meninggalkan daerahnya, karena daerah Jakarta ini masih zona merah. "Ayo jaga bareng-bareng, supaya pencegahan ini bisa direm dengan dilarang mudik, peran sentral dari masyarakatlah untuk mengurangi penyebaran COVID-19 ini," sebutnya.
.
"Terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat yang tidak melaksanakan mudik dengan kesadarannya yang sangat luar biasa, ini bagus sekali. Dan ini bersama sama kita harus perangi untuk mencegah penyebaran COVID-19," pungkasnya.
Dari evaluasi di lapangan bahwa masih banyak aktivitas masyarakat yang berkendara di Jabodetabek, namun secara situasional diizinkan demi kepentingan bekerja, bukan kepentingan mudik.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan, ada beberapa hal fenomena di lapangan, seperti banyak masyarakat yang mencuri waktu kesempatan untuk mudik menggunakan travel, truk terbuka yang sudah ditutup, terus menggunakan truk barang.
"Saya harap yang begini tidak lagi dilakukan masyarakat. Ini juga akan memperparah penyebaran COVID-19 ke masyarakat lainnya. Kesadaran masyarakat sangat kita harapkan," ujar Istiono.
Ditegaskan Istiono, bahwasanya mudik 2020 sampai saat ini masih dilarang. "Ada beberapa media yang mengutip masalah boleh mudik tapi ada syarat keterangan RT/ RW, itu tidak benar. Jadi mereka yang mengunjungi keluarga karena ada yang meninggal dunia, itu tentunya polisi punya pertimbangan diskresi di lapangan, karena Operasi Ketupat 2020 ini operasi kemanusiaan," terang Istiono.
RT RW yang dimaksud tidak mutlak, untuk mengidentifikasi daerah asal yang bersangkutan. Karena yang bersangkutan bila mengunjungi saudaranya bukan mudik itu pun statusnya sudah ODP dan harus karantina 14 hari, sesuai protokol penanganan covid-19.
"Nah ini perlu diketahui RT RW setempat. Bukan sah atau tidaknya mereka mudik dari izin RT RW. Sekali lagi surat keterangan dari RT RW itu hanya untuk kepentingan status dia diketahui, dimana daerah asal dia berangkat," tegasnya.
.
Istiono berharap, masyarakat sebagai ujung tombak penanganan Covid-19 dan tidak perlu mencari kesempatan untuk meninggalkan daerahnya, karena daerah Jakarta ini masih zona merah. "Ayo jaga bareng-bareng, supaya pencegahan ini bisa direm dengan dilarang mudik, peran sentral dari masyarakatlah untuk mengurangi penyebaran COVID-19 ini," sebutnya.
.
"Terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat yang tidak melaksanakan mudik dengan kesadarannya yang sangat luar biasa, ini bagus sekali. Dan ini bersama sama kita harus perangi untuk mencegah penyebaran COVID-19," pungkasnya.
(nag)
Lihat Juga :
tulis komentar anda