Terkucil Dikecam Kejam dan Misinformasi
Selasa, 05 Desember 2023 - 09:35 WIB
Menurut sumber intelijen yang dimuat di berbagai media di Turki, Barat, dan Arab, Israel juga pernah melakukan serangan terhadap Gaza pada masa lalu, tujuan serangan terhadap infrastruktur sipil adalah untuk “dengan sengaja” menyerang warga sipil di Palestina dan untuk menciptakan guncangan yang akan berujung pada tekanan sipil terhadap Hamas. Tapi malah terjadi sebaliknya, warga sipil semakin mencintai Hamas. Sebagaimana dalam peperangan, maka kelemahan dan setiap kebocoran informasi akan dimanfaatkan oleh lawan untuk memperkuat posisi dan simpati masyarakat guna memperlancar dukungan dalam setiap pergerakan gerilyanya.
Hamas juga melakukan propaganda, video tentang korban salah lirik "friendly fire " Israel yang melemahkan Israel. Dalam sebuah video yang dipublikasikan Hamas, ada seorang tentara wanita yang ditawan bernama "Faul Asiyani", yang mengaku tentara Iarael yang berasal dari Maroko. Dia membuat testimoni dan mengatakan, "Saya berusia 19 tahun, saya telah berada di sini selama 4 hari. Seluruh Gaza terkena serangan rudal. Ada tahanan-tahanan lain bersama saya di sini. Kami takut mati, takut mati, karena rudal-rudal kita tersebut."
Saat berbicara kepada pemerintah dan tentara Israel, Asiyani berkata, "Tolong hentikan. Ledakan terjadi sangat dekat dengan saya di sini."
Nah, Brigade Qassam mempublikasikan dengan sejumlah tujuan. Pertama, "Hentikan bombardment". Kedua, "Lihat ini, dia adalah pasukanmu sendiri. Apa kau ingin bunuh juga". Ketiga, "Kami perlakukan orangmu dengan sangat baik. Lihatlah video ini".
Gambar di akhir video, menunjukkan kematian Asiyani yang mengenaskan pascaserangan bom Israel. Akhirnya Brigade Al-Qassam mengumumkan di halaman Telegram mereka bahwa tentara Israel Faul Asiyani kehilangan nyawanya akibat serangan Israel sendiri.
Apa yang Bisa Kita Petik dari Konflik Hamas-Israel?
Bahwa merasa kuat, otak yang cerdas, didukung oleh kapasitas yang hebat, dengan basis teknologi canggih kekinian, terkadang membuat pemimpin lupa bahwa militansi dan kekompakan yang didukung oleh keinginan dan tekad yang kuat ternyata dapat mengalahkan rudal sekalipun. Pemimpin yang bijak adalah pemimpin yang mampu meresap semua aspirasi, menampung, memfilter, menilai, memilih dengan cepat, memutuskan dengan cepat dengan mempertimbangkan berbagai aspek kemanusian hukum dan manfaat. Pemimpin yang hebat akan membawa kedamaian, kemajuan, kekompakan, dan kesejahteraan. Ayo kita berdoa agar Netanyahu tidak menjadi orang yang keras kepala, bebal, dan kebal akan perasaan masyarakat global.
Hamas juga melakukan propaganda, video tentang korban salah lirik "friendly fire " Israel yang melemahkan Israel. Dalam sebuah video yang dipublikasikan Hamas, ada seorang tentara wanita yang ditawan bernama "Faul Asiyani", yang mengaku tentara Iarael yang berasal dari Maroko. Dia membuat testimoni dan mengatakan, "Saya berusia 19 tahun, saya telah berada di sini selama 4 hari. Seluruh Gaza terkena serangan rudal. Ada tahanan-tahanan lain bersama saya di sini. Kami takut mati, takut mati, karena rudal-rudal kita tersebut."
Saat berbicara kepada pemerintah dan tentara Israel, Asiyani berkata, "Tolong hentikan. Ledakan terjadi sangat dekat dengan saya di sini."
Nah, Brigade Qassam mempublikasikan dengan sejumlah tujuan. Pertama, "Hentikan bombardment". Kedua, "Lihat ini, dia adalah pasukanmu sendiri. Apa kau ingin bunuh juga". Ketiga, "Kami perlakukan orangmu dengan sangat baik. Lihatlah video ini".
Gambar di akhir video, menunjukkan kematian Asiyani yang mengenaskan pascaserangan bom Israel. Akhirnya Brigade Al-Qassam mengumumkan di halaman Telegram mereka bahwa tentara Israel Faul Asiyani kehilangan nyawanya akibat serangan Israel sendiri.
Apa yang Bisa Kita Petik dari Konflik Hamas-Israel?
Bahwa merasa kuat, otak yang cerdas, didukung oleh kapasitas yang hebat, dengan basis teknologi canggih kekinian, terkadang membuat pemimpin lupa bahwa militansi dan kekompakan yang didukung oleh keinginan dan tekad yang kuat ternyata dapat mengalahkan rudal sekalipun. Pemimpin yang bijak adalah pemimpin yang mampu meresap semua aspirasi, menampung, memfilter, menilai, memilih dengan cepat, memutuskan dengan cepat dengan mempertimbangkan berbagai aspek kemanusian hukum dan manfaat. Pemimpin yang hebat akan membawa kedamaian, kemajuan, kekompakan, dan kesejahteraan. Ayo kita berdoa agar Netanyahu tidak menjadi orang yang keras kepala, bebal, dan kebal akan perasaan masyarakat global.
(zik)
tulis komentar anda