Presiden Erdogan yang Rasional Konservatif
Minggu, 04 Juni 2023 - 07:02 WIB
Turki adalah negara pertama yang diterima bergabung pada tahun 1952 di NATO (North Atlantic Treaty Organization)–pakta politik dan militer Negara Sekutu Pimpinan Amerika Serikat setelah pembentukannya tahun 1949. Turki bersama dengan Yunani diminta bergabung ke NATO sebagai bagian dari politik tirai besi untuk menghempang pengaruh Uni Soviet (sekarang Rusia).
Finlandia adalah negara ke 31 yang bergabung dengan NATO pada tanggal 4 April 2023. Finlandia menerima para pelarian politik dari Turki. Penerimaan atas Finlandia menjadi mulus, setelah Turki mencabut penentangannya.
Turki adalah satu-satunya negara anggota NATO yang pernah menembak jatuh pesawat tempur Rusia. Peristiwanya terjadi di perbatasan Suriah Turki pada tahun 2015. Pada waktu itu terjadi perang saudara di Suriah antara tentara Pemerintah Presiden Bashar Al-Assad yang mendapat dukungan Rusia, dengan elemen-elemen lain seperti tentara pembebasan Suriah yang mendapat dukungan Amerika Serikat.
Beberapa negara lain seperti Iran, Irak dan Turki juga menaruh perhatian yang tinggi mengingat daerah perang di Suriah meliputi wilayah Suku Kurdi yang tersebar merata di perbatasan keempat Negara itu.
Presiden Erdogan–Sang Ketua, demikian panggilan masa mudanya ketika masih sebagai pemain bola kaki profesional–memerintahkan pesawat tempur F-16 yang didukung teknologi radar dan penginderaan jarak jauh buatan domestik, menghabisi pesawat Sukhoi Su-24 M Rusia yang masuk ke wilayah udaranya itu. Nama Erdogan semakin melambung di hati rakyatnya.
Dalam perang Rusia di Ukraina dewasa ini, Erdogan memainkan peranan penting. Dalam beberapa kunjungan bolak balik ke Rusia dan Ukraina, Erdogan berhasil dalam misi ekonomi dan kemanusiaan. Dengan Rusia, dia berhasil meyakinkan pembayaran gas dengan mata uang Lira Turki.
Sementara dengan Ukraina–bersama dengan PBB-dia berhasil membantu puluhan juta ton gandum diekspor keluar pelabuhan Ukraina melalui selat Bosphorus. Saat yang sama Erdogan juga menjual beberapa jenis peralatan militer terutama drone TB2 buatan setempat.
Erdogan berusaha menempatkan dirinya sebagai perantara yang jujur, netral dan dapat dipercaya baik oleh Putin maupun Zelensky. Tetapi misi dagangnya tidak ketinggalan. Ibarat pepatah, sekali mengayuh, dua tiga pulau terlampaui.
Finlandia adalah negara ke 31 yang bergabung dengan NATO pada tanggal 4 April 2023. Finlandia menerima para pelarian politik dari Turki. Penerimaan atas Finlandia menjadi mulus, setelah Turki mencabut penentangannya.
Politik dan Militer Kontemporer Turki
Turki adalah satu-satunya negara anggota NATO yang pernah menembak jatuh pesawat tempur Rusia. Peristiwanya terjadi di perbatasan Suriah Turki pada tahun 2015. Pada waktu itu terjadi perang saudara di Suriah antara tentara Pemerintah Presiden Bashar Al-Assad yang mendapat dukungan Rusia, dengan elemen-elemen lain seperti tentara pembebasan Suriah yang mendapat dukungan Amerika Serikat.
Beberapa negara lain seperti Iran, Irak dan Turki juga menaruh perhatian yang tinggi mengingat daerah perang di Suriah meliputi wilayah Suku Kurdi yang tersebar merata di perbatasan keempat Negara itu.
Presiden Erdogan–Sang Ketua, demikian panggilan masa mudanya ketika masih sebagai pemain bola kaki profesional–memerintahkan pesawat tempur F-16 yang didukung teknologi radar dan penginderaan jarak jauh buatan domestik, menghabisi pesawat Sukhoi Su-24 M Rusia yang masuk ke wilayah udaranya itu. Nama Erdogan semakin melambung di hati rakyatnya.
Dalam perang Rusia di Ukraina dewasa ini, Erdogan memainkan peranan penting. Dalam beberapa kunjungan bolak balik ke Rusia dan Ukraina, Erdogan berhasil dalam misi ekonomi dan kemanusiaan. Dengan Rusia, dia berhasil meyakinkan pembayaran gas dengan mata uang Lira Turki.
Sementara dengan Ukraina–bersama dengan PBB-dia berhasil membantu puluhan juta ton gandum diekspor keluar pelabuhan Ukraina melalui selat Bosphorus. Saat yang sama Erdogan juga menjual beberapa jenis peralatan militer terutama drone TB2 buatan setempat.
Erdogan berusaha menempatkan dirinya sebagai perantara yang jujur, netral dan dapat dipercaya baik oleh Putin maupun Zelensky. Tetapi misi dagangnya tidak ketinggalan. Ibarat pepatah, sekali mengayuh, dua tiga pulau terlampaui.
tulis komentar anda