Presiden Erdogan yang Rasional Konservatif

Minggu, 04 Juni 2023 - 07:02 WIB



Ekonomi-Energi



Turki adalah negara Trans Asia Eropah. Secara geografis, Turki memiliki letak strategis di antara semenanjung Anatolia Asia Kecil dengan Wilayah Balkan di Eropa Tenggara. Perbatasan utaranya adalah Laut Hitam, yang merupakan akses utama armada dagang dan militer Rusia maupun Ukraina ke pelabuhan air panas Laut Tengah melalui Selat Bosphorus yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Di bagian Timur berbatasan dengan Iran, Irak dan Suriah.

Lebih dari 75 persen kebutuhan energi primer Turki berasal dari impor. Turki adalah pintu masuk pipa gas Rusia Turk Stream sepanjang 930 km ke Negara-negara Balkan, dengan kapasitas salur 31,5 milyar meter kubik gas per tahun. Satu lagi adalah Bluestream sepanjang 1213 km dengan kapasitas gas salur 16 milyar meter kubik per tahun.

Turki menerima gas pipa dari Iran melalui jalur Tabriz–Ankara sepanjang 2500 km dengan kapasitas salur 14 milyar meter kubik per tahun. Iran adalah pemilik cadangan gas kedua terbesar di dunia sebesar 32 triliun meter kubik, hanya 15 persen lebih rendah dibanding Rusia.

Namun, karena sanksi ekonomi yang berat dari Amerika Serikat dan sekutunya, produksi gas tahun 2021 adalah 239 miliar meter kubik, atau hanya sekitar 30 persen dari produksi tahunan gas Rusia. Turki diharapkan mampu menjembatani masuknya gas Iran ke Eropa.

Dalam hubungannya dengan Eropa dan juga Amerika Serikat, Turki terkadang merasa frustrasi seperti dianaktirikan. Turki termasuk negara pertama yang bergabung dengan Dewan Eropa yang menjadi cikal bakal Masyarakat Ekonomi Eropa di tahun 1950.

Sejak tahun 1987 negara itu telah mengajukan lamaran resmi menjadi anggota penuh Masyarakat Eropa (European Union), namun hingga saat ini belum terkabul. Isu pelanggaran hak asasi manusia, arus pengungsi dari Suriah, Afganistan dan Irak ke Eropa via Turki sering menjadi alasan Masyarakat Eropa menolak keanggotaan Turki. Hal ini berbeda dari negara-negara Skandinavia serta negara-negara pecahan dan eks sekutu Rusia di Pakta Warsawa yang langsung diterima.

Turki memiliki akar kesejarahan yang panjang sebagai kekuatan militer utama (major power) di sekitar kawasan Eropa Tenggara, Asia Barat hingga Afrika Utara selama lebih dari enam dasa warsa hingga perang dunia kedua. Pada saat perang dunia pertama Negara itu beraliansi dengan Prusia Austro Hongaria yang akhirnya kalah.

Hal yang sama diulangi lagi pada saat perang dunia kedua bersama Jerman dan negara-negara Balkan. Juga kalah. Namun demikian Amerika Serikat dan Sekutu memandang bahwa secara politik dan militer Turki harus digandeng. Tetapi tidak secara ekonomi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More