PAMERISME

Sabtu, 25 Maret 2023 - 12:17 WIB
Ketika pamer sudah menjadi makanan pokok dan kebutuhan sehingga sebagian besar manusia modern tidak bisa meninggalkannya, maka bisa dikatakan bahwa pamer sebagai suatu sistem budaya. Sehingga bagi mereka yang memiliki kebiasaan pamer, sangat susah untuk menanggalkan perilaku ini.

Dalam kerangka atau perspektif inilah maka istilah “pamer” yang dijadikan anutan itu ditambahi dengan frasa “isme”, menjadi “pamerisme”. Dengan kata lain, pamerisme mengacu kepada perilaku yang melekat, bahkan sudah jadi prinsip (serta tidak sedikit yang menjadi ideologi) seseorang untuk memperlihatkan sesuatu kepada yang lain.

Tindakan ini dipilihnya agar orang-orang tahu apa yang dilakukan atau apa yang dimiliki atau sedang dilakukannya saat ini. Motivasinya bisa beragam: senang saja, menginspirasi, mencari cuan, sensasi, agar populer, branding, dan sebagainya.

Meskipun tidak semua yang melakukan atau yang menganut budaya pamerisme mendapatkan keuntungan materi, tetapi dengan adanya tindakan tersebut, mereka berpotensi yang mendapatkan keuntungan lain. Karena para pelaku ini harus berkontestasi untuk merebut simpati dari masyarakat pengguna jaringan internet atau netizen.

Penggerak Ekonomi

Bagi sebagian kalangan pamerisme adalah budaya yang harus dijauhi karena ia merupakan tindakan dan perbuatan yang menjurus sombong dan atau riya. Tetapi bagi yang yakin bahwa pamer itu sangat positif. Mereka mengatakan bahwa pamerisme adalah tambang dan jalan untuk menuju kesuksesan.

Banyak orang mengecam mereka yang melakukan pamer, terutama, di sosial media. Bahkan membahanya kecaman ini menyebabkan beberapa orang pelaku terganggu. Bahkan terdapat beberapa unit atau institusi di mana subjek tersebut bekerja kemudian memberhentikan permanen atau sementara dengan berbagai alasan.

Dalam perspektif yang berbeda, mari kita bayangkan jika budaya pamer ini dilarang sama sekali. Tidak hanya pejabat yang terganggu, tetapi juga masyarakat yang lainnya. Sebab apa yang terjadi kemudian adalah akan terganggunya roda perekonomian bangsa.

Karena tidak sedikit dari budaya pamer yang dilakukan oleh seseorang itu justru menjadi penghasilan dan pendapatan dan akhirnya menopang kehidupannya. Bahkan tidak sedikit juga dampak budaya pamer ini akhirnya dia juga mempekerjakan puluhan orang untuk menjamin keberlanjutan produk visual, yang menjadi konten pamer itu sendiri.

Selanjutnya budaya pamer juga bisa menjadi penggerak ekonomi, khususnya ekonomi lokal. Ini yang harus diatur oleh pemerintah terutama para pejabat yang gajinya cukup besar jangan sampai sisa gaji dan tunjangan yang demikian besar itu akhirnya hanya menguntungkan institusi perbankan saja melalui instumen tabungan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More