Kenangan akan kejayaan satelit Indonesia

Jum'at, 23 September 2011 - 15:46 WIB
Kenangan akan kejayaan satelit Indonesia
Kenangan akan kejayaan satelit Indonesia
A A A
Sindonews.com - Wilayah Indonesia dikabarkan akan tertimpa pecahan Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) yang memiliki bobot keseluruhan mencapai 6 ton. Satelit milik NASA Amerika Serikat ini diperkirakan akan menghantam bumi, besok pagi.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan kemungkinan besar bangkai satelit UARS akan jatuh sekira pukul 07:42 WIB, Sabtu 23 September 2011. Kendati demikian, belum bisa dipastikan apakah satelit tersebut akan jatuh di wilayah Indonesia atau hanya melintas saja.

Satelit jatuh adalah peristiwa langka yang setidaknya mengingatkan kembali kenangan akan kejayaan Indonesia dalam penguasaan teknologi ruang angkasa. Anda masih ingat dengan Satelit Palapa? Ya, satelit pertama milik Indonesia ini diluncurkan pada 8 Juli 1976. Satelit diluncurkan dengan roket dari Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudra Hindia. Satelit itu beroperasi sejak 9 Juli 1976 hingga Juni 1985.

Nama Satelit Palapa dipilih oleh Presiden Soeharto pada Juli 1975. Nama Palapa diambil dari “Sumpah Palapa” yang pernah dicetuskan oleh Patih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit pada 1336. Sumpah tersebut menyatakan, Patih Gadjah Mada bersumpah tidak akan beristirahat hingga mampu menyatukan Nusantara di bawah bendera Kerajaan Majapahit. Makna sumpah itu sejalan dengan fungsi satelit yang bisa menjangkau kebutuhan telekomunikasi hingga daerah terpencil di seluruh Nusantara.

Sebenarnya, Indonesia adalah salah satu pelopor yang visioner sekaligus pernah menjadi penyelenggara laboratorium besar bagi teknologi satelit. Dengan Satelit Palapa, Indonesia adalah negara ketiga di dunia setelah Amerika dan Canada yang menggelar komunikasi domestik menggunakan satelit.

Sayang, dalam perkembangannya Indonesia malah mengalami keterpurukan dalam bidang telelomunikasi angkasa luar ini. Kejayaan di bidang satelit ini kini tinggal kenangan. Terbatasnya dana dan sasaran yang tidak fokus, mengakibatkan keahlian dan pengalaman yang sudah dimiliki Indonesia pada 70-an pelan-pelan seperti terbuang begitu saja.

Tak ayal, penguasaan teknologi satelit saat ini terbatas pada usaha peluncuran satelit orbit rendah, antara lain TUBSAT-nya LAPAN, dan pabrikan-pabrikan perangkat elektronik di darat yang memanfaatkan satelit sebagai pemancar ulang.

Memang, satelit adalah teknologi mahal sehingga tidak aneh jika negara sebesar Indonesia yang terbentang sejauh 40 derajat longitude, hanya memiliki kurang dari 10 satelit. Imbasnya, saat ini banyak satelit asing yang beroperasi untuk pelanggan Indonesia. Mereka bisa bebas beroperasi bahkan berbisnis dan menjual produknya di Indonesia.

Lalu bagaimana dengan nasib satelit domestik? Tak ubahnya dengan satelit asing, satelit Indonesia juga melayani kebutuhan pelanggan di luar negeri. Namun, satelit Indonesia tidak diperbolehkan untuk menjual produk ataupun berbisnis di negeri mereka. Dengan kata lain, ini merupakan kerugian bagi pihak Indonesia.

Ada sedikit kabar gembira, LAPAN berencana meluncurkan roket pendorong satelit bertingkat empat yang disebut dengan Roket Pendorong Satelit (RPS)-420 pada 2014. Menurut Deputi Teknologi Dirgantara LAPAN Soewarto Harhienata, LAPAN akan berupaya agar proses peluncuran itu dapat dimajukan pada 2012 sebagaimana yang diminta DPR.

Sebagai pendahuluan, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket RX-320 pada 30 Mei 2008 dan RX-420 2 Juli 2009 yang dilaksanakan di Stasiun Uji Terbang Pamengpeuk, Jawa Barat. Hingga saat ini, sebagian proses pembuatan RPS-420 itu telah dilaksanakan dan telah diujiterbangkan meski masih membutuhkan beberapa perbaikan lagi. Jika proyek RPS-420 itu berhasil baru LAPAN menyiapkan satelit untuk diluncurkan.

Meski demikian, LAPAN tetap akan meluncurkan dua satelit di Shree Hari Kota, India yang berfungsi sebagai wadah pemantauan atau pengintaian sedangkan satunya lagi untuk proses telekomunikasi. Proses pembuatan satelit untuk komunikasi itu dilakukan bekerja sama dengan ORARI.

Semoga dengan keberhasilan LAPAN meluncurkan RPS-420 menjadi tonggak kembali jayanya Indonesia dalam teknologi satelit. Tentu rakyat Indonesia akan bangga jika dunia melihat Indonesia berhasil meluncurkan satelit daripada sekadar menanti-nanti kejatuhan bangkai satelit milik asing.

Editor: Dadan M Ramdan
Laporan: -
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6692 seconds (0.1#10.140)