Ini Alasan Badan Sastra Malaysia Beri Penghargaan ke Denny JA

Minggu, 15 Maret 2020 - 13:58 WIB
Ini Alasan Badan Sastra Malaysia Beri Penghargaan ke Denny JA
Ini Alasan Badan Sastra Malaysia Beri Penghargaan ke Denny JA
A A A
JAKARTA - Badan Bahasa dan Sastra Sabah (BAHASA) Malaysia, memberikan penghargaan sastra tingkat ASEAN kepada Denny JA, penyair yang juga pengusaha dan konsultan politik.

Presiden BAHASA, Datuk Jasni Matlani menjelaskan, penghargaan sastra untuk Kemanusiaan dan Diplomasi ASEAN ini merupakan satu anugerah sastra tertinggi yang diberikan oleh Kerajaan Negeri Sabah.

"Penghargaan ini diberikan melalui Badan Bahasa dan Sastra Sabah kepada seorang pengarang dan tokoh sastra yang memberikan sumbangan besar baik kepada perkembangan sastra ataupun terhadap isu kemanusiaan untuk tingkat ASEAN," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Minggu (15/3/2020).

Menurut Datuk Jasni Matlani, BAHASA adalah sebuah badan bebas yang didukung penuh oleh Kerajaan (pemerintah) Negeri Sabah. Badan ini bertanggung jawab melaksanakan kerja-kerja pengembangan sastra di Sabah dan disekitarnya.

Badan ini berdiri pada tanggal 19 Maret 1970. Sudah lima puluh tahun badan ini mengurus soal sastra. (Baca juga: Denny JA Raih Penghargaan Sastra Tingkat ASEAN dari Malaysia )

Pemilihan Denny JA sebagai penerima anugerah pada tahun 2020 adalah berdasarkan kontribusinya terhadap perkembangan sastra yang amat besar. "Dia mendekatkan sastra kepada khalayak yang lebih luas melalui genre puisi esai," urainya.

Menurut dia, puisi esai bukan saja menjadi cara baru sastra berkomunikasi dengan audiens. Tapi lebih penting lagi tema puisi esai itu kental dengan isu kemanusiaan, seperti soal masyarakat tanpa diskriminasi.

Tema yang diangkat di banyak puisi esai bukan saja sesuai dengan kondisi Indonesia. Tapi juga sesuai dengan kultur Asia Tenggara.

"Gagasan yang dibawa oleh Denny JA itu semakin diterima dan turut dirasakan impaknya di negara ASEAN. Bahkan para penyair dari aneka negara ASEAN sudah mengekspresikan hubungan antar kultur, masyarakat dan negara, dalam puisi esai," paparnya.

Menurut Datuk Jasni Matlani, puisi esai sangat penting kerana memperkaya cara bertutur dalam sastra. Dia memberi pilihan kepada masyarakat untuk menuliskan puisi dengan riset dan catatan kaki.

Denny JA dinilai tidak hanya mengelaborasi sisi psikologis individual, tapi juga memaparkan isu sosial.

"Apalagi kini puisi esai sudah dikembangkan menjadi film. Puisi esai yang panjang, berbabak, yang umumnya berupa historical fiction, memang lebih potensial diangkat ke layar lebar," katanya.

Puisi esai disebut sebagai buah dunia sastra yang juga selalu berinovasi sesuai perkembangan zaman.

"Denny JA layak mendapatkan apresiasi karena ia dengan segala sumber dayanya ikut menyegarkan dunia sastra melalui puisi esai yang ia kembangkan," katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6314 seconds (0.1#10.140)