Respons Jokowi Soal Sikap Plt Gubernur Aceh Terkait Hasil Pilpres

Minggu, 23 Februari 2020 - 15:59 WIB
Respons Jokowi Soal Sikap Plt Gubernur Aceh Terkait Hasil Pilpres
Respons Jokowi Soal Sikap Plt Gubernur Aceh Terkait Hasil Pilpres
A A A
JAKARTA - Tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba petir menggelegar. Itulah yang terjadi dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam acara Kenduri Kebangsaan di Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2/2020), yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri.

Entah sudah direncanakan sejak awal atau ada maksud lain, sambutan Nova Iriansyah dalam acara yang diselenggarakan Yayasan Sukma Bangsa ini menarik perhatian para tamu yang hadir.

(Baca juga: Survei Ungkap, Tanpa Jokowi, Prabowo Capres Terkuat 2024)

Pasalnya, sambutan itu di luar konteks sehingga dinilai berlebihan. "Mohon maaf atas kekhilafan di masa lalu, Bapak Presiden," kata Nova dalam sambutannya.

Mendengar pernyataan itu, tetamu yang hadir pun spontan tersenyum, bahkan ada yang saling berbisik satu sama lain. Memang, tak sulit bagi hadirin untuk menerjemahkan maksud dari permohonan maaf Nova Iriansyah itu.

Maklum, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin kalah telak dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Aceh.

"Ah, bilang apa dia, enggak perlu itu. Pak Jokowi tidak seperti itu," bisik seorang tamu dari Jakarta, Yanes Yoshua Frans yang di kalangan relawan Jokowi dikenal sebagai "singa tua".

Itu sebabnya, banyak tamu lainnya yang juga berbisik, karena pidato Nova itu dinilai berlebihan. "Kalau mau cari perhatian Pak Jokowi, bukan begitu caranya. Terlihat sekali Nova tidak percaya diri," ucap Yanes.

Atas pernyataan "lebay" itu, Pembina Yayasan Sukma Surya Paloh yang mendapat giliran pidato berikutnya, menanggapi permohonan maaf Plt Gubernur Aceh ini.

"Tadi dikatakan mohon maaf atas kesalahpahaman. Tapi, hati Pak Jokowi untuk Aceh," kata Paloh.

Yang lebih konyol, cara Nova 'mencuri' perhatian Jokowi justru menjadi hambar tatkala Presiden ke-7 RI itu menyampaikan sambutannya.

"Tadi ada permintaan maaf dari Pak Gubernur. Jangan salah pengertian. Pilpres sukses dan aman. Saya menghargai hak-hak politik yang telah dikerjakan seluruh masyarakat Aceh," ujar Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.

Jokowi telah menunjukkan kelasnya sebagai seorang negarawan. "Aduh, jangan-jangan Presiden tidak akan ke Aceh lagi. Itu sebuah kekeliruan besar, karena saya sangat menghargai hak-hak politik dari provinsi mana pun dan dari masyarakat mana pun di seluruh Tanah Air," tegas Jokowi.

"Pemilu dan Pilres sudah usai, marilah kita konsentrasi ke arah pembangunan, dan Aceh memiliki kekuatan dan potensi besar, karena Aceh adalah daerah modal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Saya tahu, karena pada 1986, 1987 dan 1988 saya di Lhokseumawe dan Bener Meriah," lanjut Jokowi.

Jokowi pun memaparkan beberapa program yang dilakukan pemerintah pusat untuk Aceh, seperti pembangunan infrastruktur jalan tol, investasi, pemenuhan MoU Helsinski, serta dana otonomi khusus Aceh.

Jokowi juga menyinggung soal pengunaan dana otsus Aceh yang begitu besar, yakni Rp8 triliun per tahun, namun dirasakan masih terdapat banyak persoalan.

Mengenai kondisi Aceh hari ini, Jokowi juga menyebut sudah bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh Tengku Malik Mahmud Al Haythar serta Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Muzakir Manaf alias Mualem.

"Saya sudah bertemu dengan yang mulia Wali Nanggroe, saya juga bertemu dengan Pak Mualem dan tokoh-tokoh Aceh lain yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Ada masalah ini, Pak. Ya, beri waktu saya untuk menjawab dan akan didiskusikan dalam rapat kabinet terbatas, dan nanti akan saya sampaikan," ungkap Jokowi.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3835 seconds (0.1#10.140)