Komisi X DPR Nilai Usulan Sekolah Tiga Hari Masih Perlu Dikaji

Jum'at, 06 Desember 2019 - 14:01 WIB
Komisi X DPR Nilai Usulan Sekolah Tiga Hari Masih Perlu Dikaji
Komisi X DPR Nilai Usulan Sekolah Tiga Hari Masih Perlu Dikaji
A A A
JAKARTA - Komisi X DPR menilai positif usulan Kak Seto Mulyadi terkait sekolah tiga hari dalam seminggu. Itu metode yang lebih efektif dalam waktu yang singkat tetapi, metode pengajaran itu masih perlu dikaji lebih jauh penerapannya secara nasional yang karakteristiknya berbeda-beda setiap daerah.

“Perlu dikaji lebih jauh. Apakah itu hanya untuk sekolah dasar atau SMP dan SMA juga? Kalau memang apa yang diajarkan selama 5 hari itu bisa diajarkan dengan metode yang lebih efektif dengan waktu yang lebih singkat, sebenarnya mengapa tidak. Bisa menghemat banyak waktu dan tenaga pula,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Menurut Hetifah, usulan tersebut masih perlu dikaji pro kontranya dan disediakan alternatif untuk hari-hari selanjutnya anak-anak akan melakukan apa. “Jangan sampai malah anak-anak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan negatif,” imbuhnya.

Ketua Umum (Ketum) Kaukus Perempuan Partai Golkar (KPPG) ini menjelaskan homeschooling memang menuntut adanya perhatian lebih dari orang tua dan sarana prasarana yang menunjang untuk menunjang hobi atau minat lain di luar pelajaran sekolah. Tetapi, apakah bisa diterapkan di seluruh Indonesia.

“Apakah bisa diterapkan bagi masyarakat kebanyakan khususnya dari keluarga berpenghasilan rendah dimana kedua orang tua tidak memiliki kemewahan waktu maupun dana untuk mengirimkan anak-anaknya ke tempat-tempat kursus atau les atau klub-klub olahraga dan seni,” terangnya.

Selain itu, Hetifah menambahkan saat ini pendidikan wajib 9 tahun di Tanah Air masih mengejar kompetensi dasar. “Saat ini kita masih mengejar kompetensi dasar,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kak Seto Mulyadi mengusulkan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi (Mendikbud Dikti) Nadiem Makarim terkait kurikulum baru yang mana, ia mengusulkan kegiatan belajar mengajar (KBM) cukup dilakukan tiga hari dalam seminggu dan tiga jam dalam sehari. Sehingga, anak-anak bisa punya banyak waktu dengan keluarga dan mengembangkan minatnya.

Usulan Kak Seto ini sudah pernah diterapkan di homeschooling miliknya di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten selama 13 tahun. Juga diterapkan di sekolah formal yang bernama Mutiara Indonesia yang bekerja sama dengan Universitas Cambridge, Inggris. Hasilnya, banyak lulusannya diterima di universitas negeri ternama dalam negeri.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6808 seconds (0.1#10.140)