Dua Tahun Akom Dinilai Tidak Pernah Pimpin Rapat Soksi
A
A
A
JAKARTA - Hampir dua tahun Ade Komarudin (Akom) memimpin Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi). Akan tetapi, tidak sekalipun rapat harian maupun pleno diadakan dalam jangka waktu tersebut.
"Kalau rapat satu-dua orang, kami tidak tahu apakah ada atau tidak. Tetapi yang kami ketahui, sudah hampir dua tahun, tidak pernah ada rapat harian dan rapat pleno," kata tokoh senior Soksi Oetojo Oesman di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Dia menambahkan, Akom terpilih memimpin salah satu organisasi massa (ormas) pendiri Partai Golkar itu melalui musyawarah nasional di Cilegon, 21-23 Mei 2015. Sejak saat itu, Soksi tidak jelas arahnya karena tidak pernah rapat.
"Bagaimana organisasi bisa berjalan kalau tidak pernah rapat. Ini merusak organisasi. Kaderisasi dan konsolidasi tidak jalan," ucap Oetojo.
Mantan Menteri Kehakiman pada masa Orde Baru ini menyayangkan kondisi Soksi saat ini. Menurutnya, Soksi terbengkalai tidak diurus karena tidak pernah rapat, Soksi pun pecah menjadi tiga yaitu Soksi pimpinan Ade Komarudin (Akom), Soksi pimpinan Rusli Zainal dan Soksi pimpinan Lawrence TP Siburian.
"Tujuh bulan sebelum meninggal, almarhum Prof Suhardiman (pendiri Soksi), telah meminta untuk menyatukan kembali organisasi Soksi ini. Dia tidak mau terpecah-pecah. Karena itu, sudah dibentuk Tim Konsolidasi Soksi Bersatu (TKSB) untuk menggelar Munas bersama dalam waktu dekat," ujarnya.
Selain wasiat dari Suhardiman, desakan Munas bersama juga muncul dari pengurus-pengurus daerah. Mereka tidak ingin Soksi terus terpecah sehingga tidak punya hak suara di Golkar. Kaderisasi dan konsolidasi juga tidak jalan maksimal manakala Soksi masih terpecah tiga.
"Tim TKSB telah disampaikan kepada Ade Komarudin, Lawrence Siburian dan Aliwongso. Apa yang kami lakukan sekarang adalah menjalankan wasiat tersebut. Kami harus menggelar itu karena perintah almarhum sebelum meninggal," tutupnya.
Sementara Ketua Penyelenggara Munas Achmad Mosetahid Astari mengemukakan Soksi akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) bersama di Surabaya, 31 Maret hingga 2 April 2017. Munas menggabungkan tiga Soksi yang berbeda yaitu Soksi pimpinan Akom, Soksi pimpinan Rusli Zainal dan Soksi pimpinan Lawrence TP Siburian.
Achmad menjelaskan Munas bersama didasarkan kesepakatan bersama tiga pimpinan Soksi. Kesepakatan itu dibuat 8 Desember 2016 lalu.
Kesepakatan ditandatangani Soksi Rusli Zainal bersama Sekjen Muhammad Muas, Soksi Lawrence TP Siburian dan Sekjen Teuku Suriansjah dan Soksi pimpinan Akom yang diwakili Alizier Dianis Thabranie selaku Wakil Ketua Umum dan Wakil Sekjen Purwoko J Soemantri.
Achmad berpandangan Munas sebagai salah satu solusi untuk mempersatukan kembali Soksi yang terpecah menjadi tiga. Pihaknya optimis Munas bersama akan berjalan lancar dan sesuai rencana.
Dia mengemukakan dengan adanya Munas bersama tersebut maka ketiga kepengurusan Soksi yang ada selama ini dinyatakan dibekukan (status quo). Seluruh kegiatan dan tindakan administrasi Soksi diambilalih oleh Tim Konsolidasi Soksi Bersatu (TKSB).
TKSB dipimpin Oetojo Oesman selaku Pembina dan Achmad Mosetahid Astari selaku Ketua. Kemudian ditetapkan Ketua Panitia Pengarah Munas atau Sterring Commite (SC) Teuku HT Suriansyah dan Ketua Panitia Pelaksa atau Organization Commite (OC) Muhammad Muas.
"Kalau rapat satu-dua orang, kami tidak tahu apakah ada atau tidak. Tetapi yang kami ketahui, sudah hampir dua tahun, tidak pernah ada rapat harian dan rapat pleno," kata tokoh senior Soksi Oetojo Oesman di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Dia menambahkan, Akom terpilih memimpin salah satu organisasi massa (ormas) pendiri Partai Golkar itu melalui musyawarah nasional di Cilegon, 21-23 Mei 2015. Sejak saat itu, Soksi tidak jelas arahnya karena tidak pernah rapat.
"Bagaimana organisasi bisa berjalan kalau tidak pernah rapat. Ini merusak organisasi. Kaderisasi dan konsolidasi tidak jalan," ucap Oetojo.
Mantan Menteri Kehakiman pada masa Orde Baru ini menyayangkan kondisi Soksi saat ini. Menurutnya, Soksi terbengkalai tidak diurus karena tidak pernah rapat, Soksi pun pecah menjadi tiga yaitu Soksi pimpinan Ade Komarudin (Akom), Soksi pimpinan Rusli Zainal dan Soksi pimpinan Lawrence TP Siburian.
"Tujuh bulan sebelum meninggal, almarhum Prof Suhardiman (pendiri Soksi), telah meminta untuk menyatukan kembali organisasi Soksi ini. Dia tidak mau terpecah-pecah. Karena itu, sudah dibentuk Tim Konsolidasi Soksi Bersatu (TKSB) untuk menggelar Munas bersama dalam waktu dekat," ujarnya.
Selain wasiat dari Suhardiman, desakan Munas bersama juga muncul dari pengurus-pengurus daerah. Mereka tidak ingin Soksi terus terpecah sehingga tidak punya hak suara di Golkar. Kaderisasi dan konsolidasi juga tidak jalan maksimal manakala Soksi masih terpecah tiga.
"Tim TKSB telah disampaikan kepada Ade Komarudin, Lawrence Siburian dan Aliwongso. Apa yang kami lakukan sekarang adalah menjalankan wasiat tersebut. Kami harus menggelar itu karena perintah almarhum sebelum meninggal," tutupnya.
Sementara Ketua Penyelenggara Munas Achmad Mosetahid Astari mengemukakan Soksi akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) bersama di Surabaya, 31 Maret hingga 2 April 2017. Munas menggabungkan tiga Soksi yang berbeda yaitu Soksi pimpinan Akom, Soksi pimpinan Rusli Zainal dan Soksi pimpinan Lawrence TP Siburian.
Achmad menjelaskan Munas bersama didasarkan kesepakatan bersama tiga pimpinan Soksi. Kesepakatan itu dibuat 8 Desember 2016 lalu.
Kesepakatan ditandatangani Soksi Rusli Zainal bersama Sekjen Muhammad Muas, Soksi Lawrence TP Siburian dan Sekjen Teuku Suriansjah dan Soksi pimpinan Akom yang diwakili Alizier Dianis Thabranie selaku Wakil Ketua Umum dan Wakil Sekjen Purwoko J Soemantri.
Achmad berpandangan Munas sebagai salah satu solusi untuk mempersatukan kembali Soksi yang terpecah menjadi tiga. Pihaknya optimis Munas bersama akan berjalan lancar dan sesuai rencana.
Dia mengemukakan dengan adanya Munas bersama tersebut maka ketiga kepengurusan Soksi yang ada selama ini dinyatakan dibekukan (status quo). Seluruh kegiatan dan tindakan administrasi Soksi diambilalih oleh Tim Konsolidasi Soksi Bersatu (TKSB).
TKSB dipimpin Oetojo Oesman selaku Pembina dan Achmad Mosetahid Astari selaku Ketua. Kemudian ditetapkan Ketua Panitia Pengarah Munas atau Sterring Commite (SC) Teuku HT Suriansyah dan Ketua Panitia Pelaksa atau Organization Commite (OC) Muhammad Muas.
(maf)