Munas ke-8 LDII, Gerakan Hormati Guru Hingga Semangat Go Green

Senin, 07 November 2016 - 17:37 WIB
Munas ke-8 LDII, Gerakan Hormati Guru Hingga Semangat Go Green
Munas ke-8 LDII, Gerakan Hormati Guru Hingga Semangat Go Green
A A A
JAKARTA - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-8 LDII. Sejak berdiri pada 1972, inilah Munas LDII yang paling berbeda dibanding munas-munas sebelumnya. LDII mengharapkan munas bukan sekadar kegiatan rutin dan seremoni, namun memberikan prespektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

“Munas kali ini merupakan cermin bahwa Islam itu rahmatalil alamin, kami memberikan solusi berbagai masalah bangsa. Bagi LDII Munas bukan sekadar pertanggungjawaban pelaksanaan program, memilih ketua baru, dan menyusun arah organisasi. Munas sebisa mungkin cermin solusi atas masalah bangsa, dalam detail pelaksanaan,” ujar Ketua Panitia Pengarah Munas VII LDII Prasetyo Sunaryo lewat rilis yang diterima Sindonews, Senin (7/11/2016).

Prasetyo mencontohkan, penebangan hutan untuk berlembar-lembar kertas ataupun tisu, mengakibatkan keseimbangan ekosistem di bumi terganggu. Lalu muncul masalah berikutnya, pemanasan global menjadi ancaman umat manusia karena hutan yang berfungsi menyaring polusi dan menjaga suhu bumi, kian menyusut.

Solusinya, warga LDII telah melakukan gerakan masif dengan menanam 3,5 juta pohon di 12 provinsi dengan tingkat kematian 7,2%. Dalam setahun sekali, DPD LDII di seluruh Indonesia melaksanakan program Go Green setidaknya setahun sekali. Gerakan penghijauan ini diterapkan pula dalam kehidupan sehari-hari dengan menanam pekarangan rumah dengan pepohonan yang bermanfaat.

“Lalu kami memikirkan Munas yang bebas kertas, sebagai kelanjutan Go Green. Semua materi pembicara, pendaftaran, dan administrasi dan kesekretariatan Munas menggunakan digital," ucapnya.

Perhelatan Munas LDII yang akan berlangsung pada 8-10 November 2016 di Balai kartini Jakarta, dengan thema, ‘Keniscayaan Peningkatan Kualitas SDM, Kemampuan Pendayagunaan Tehnologi Digital, dan Pengembangan Ekonomi Syariah Untuk Pembangunan Indonesia Berkelanjutan', merupakan Munas yang mendapat apresiasi oleh pemerintah melalui Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin.

Apresiasi pemerintah terhadap pelaksanaan Munas LDII, di samping persiapan yang sangat matang, materi dan kesiapan lainnya, Munas LDII ini merupakan yang pertama kalinya oleh ormas Islam, yang pelaksanaanya sudah digital alias paperless (Tanpa kertas).

“Ini baik sekali dan pemerintah sangat mengapresiasi Munas LDII yang paperless ini, di samping ikut menjaga ekosistem alam, tentu akan menekan biaya, ini perlu ditiru oleh ormas lain,” jelas Menteri Lukman saat menerima kunjungan pengurus LDII dan Panitia Munas VIII, belum lama ini.

Prasetyo Sunaryo, Ketua SC Panitia Munas VIII LDII, mempertegas bahwa Munas LDII selain memilih ketua umum dan kepengurusan yang baru, Munas kali ini yang paling penting adalah menyerap semua keinginan dari warga untuk dijadikan amanat agar dilaksanakan oleh pemimpin berikutnya.

“Jadi bukan memilih siapa tetapi melaksanakan apa. Sehingga Munas betul betul Munas, bukan sekadar voting, terpilih ketua selesai, tetapi betul-betul menampung aspirasi dan pemikiran pemikiran untuk dilaksanakan oleh kepengurusan baru,” jelas Prasetyo.

Prasetyo menuturkan, keberhasilan pemimpin kepengurusan yang lalu telah berhasil melaksanakan amanat membangun manusia professional relegius, sehingga munculnya lembaga pendidikan, pelatihan, FGD dll. Berikutnya mengusulkan Munas ini berdasarkan pada hasil sebelumnya adalah peningkatan kualitas SDM.

“Bagaimana meningkatkan SDM yang berkualitas? Yaitu gunakan gerakan sosial budaya. Yaitu gerakan menghormati guru. Karena kalau guru dihormati, dengan sendirinya guru akan merespons, sehingga ia akan meningkatkan kualtas dirinya, orang yang dihargai dengan yang tidak dihargai pasti beda. Inilah LDII memberikan sebuah konstribusi untuk memperbaiki dunia pendidikan kita yang tidak menggunakan keuangan,” ujar Prasetyo.

Dengan Cara ini tidak ada kaitan dengan anggaran pendidikan. Tetapi bisa bagaimana memperbaiki dunia pendidikan melalui gerakan sosial budaya. Karena memang cirikhas daripada negara yang maju rata-rata negara itu mesti menghormati gurunya. Mulai dari Amerika, Norwegia, Finlandia, Korea Selatan dll.

Munas VIII yang akan diikuti oleh 1.300 peserta yang terdiri dari Unsur Dewan Penasihat DPP LDII, Pengurus Pleno DPP LDII, utusan 33 DPW Provinsi, serta 500 DPD kabupaten dan kota seluruh Indonesia termasuk Pondok Pesantren. Direncanakan akan berlangsung selama tiga hari.

"Alhamdulilah, perwakilan seluruh provinsi maupun kabupaten kota di Indonesia sudah menyatakan siap untuk hadir mengikuti Munas VIII DPP LDII sebagai peserta," kata Ketua Umum DPP LDII periode 2011-2016, Prof Abdullah Syam.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6812 seconds (0.1#10.140)