Tangkal Propaganda ISIS dengan Pamahaman Islam Secara Utuh

Kamis, 07 Mei 2015 - 20:58 WIB
Tangkal Propaganda ISIS dengan Pamahaman Islam Secara Utuh
Tangkal Propaganda ISIS dengan Pamahaman Islam Secara Utuh
A A A
JAKARTA - Jihad dalam Islam meskipun banyak makna, bukan berarti diartikan dengan kekerasan mengangkat senjata. Maka itu, diperlukan pengetahuan yang benar terhadap agama Islam untuk mencegah terjebak radikalisme.

Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Hamid Fahmi Zarkasy meyakini, memahami gama Islam secara utuh bisa menghindari penyebaran propaganda Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Radikalisme itu terjadi, karena masih ada pemahaman agama Islam yang kurang dari sebagian orang," ujar Hamid dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Kamis (7/5/2015).

Menurutnya, pendidikan formal maupun informal harusnya diperbanyak untuk pemahaman agama Islam yang benar. Dia meyakini, cara ini bisa mengantisipasi masuknya faham kekerasan yang menggunakan dalih agama.

"Penekanan itu perlu disebarkan ke masyarakat, karena saat ini masyarakat kita lemah dalam ilmu pengetahuan, khususnya agama sehingga mereka lebih mengedepankan okol (otot) dibandingkan dengan akal,” jelasnya.

Dia menambahkan, orang yang terkontaminasi paham radikal perlu diberi penyadaran, khususnya menyangkut cara berpikir dan melihat suatu persoalan. Penyadaran ini, lanjut Hamid menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak, mulai dari pemerintah hingga semua lapisan masyarakat, terutama umat muslim.

"Jadi perlu ada tindakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas pengetahuan agama masyarakat, untuk meredam munculnya paham radikalisme tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah, Sahabuddin menilai radikalisme adalah sesuatu yang harus dihilangkan dari Indonesia, karena mengancam perdamaian dan keharmonisan hidup bangsa dan negara, serta mencoreng Indonesia di mata negara Islam dunia.

“Saya kira BNPT dan kepolisian sudah harus lebih banyak melaksanakan dialog dengan ulama-ulama kharismatik di tiap-tiap daerah, karena ulama-ulama itu bisa didengar oleh masyarakat,” tukas Sahabuddin.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6802 seconds (0.1#10.140)