Pamdal Kecolongan Gedung DPR 'Diserbu' Demonstran

Selasa, 21 April 2015 - 14:34 WIB
Pamdal Kecolongan Gedung DPR Diserbu Demonstran
Pamdal Kecolongan Gedung DPR 'Diserbu' Demonstran
A A A
JAKARTA - Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Gedung DPR kecolongan. Beberapa demonstran mahasiswa memasuki Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Sekitar pukul 11.30 WIB salah satu mahasiswa wanita yang berasal dari Gerakan Mahasiwa Hukum Jakarta (GMHJ) membagikan rilis yang berjudul 'Menyoal Independensi Pemilihan Pimpinan KPK oleh DPR'.

Setengah jam kemudian, empat mahasiswa laki-laki melakukan demonstrasi di tengah-tengah Gedung Nusantata III. Mereka berlari sambil berteriak membawa spanduk.

"Selamat pagi Indonesia, kami dari Mahasiwa Gerakan Hukum Jakarta ingin menyampaikan aspirasi kami soal pemilihan pimpinan KPK," teriak salah seorang mahasiswa yang menjadi orator demonstrasi, Selasa (21/4/2015).

Belum selesai sang orator menyampikan aspirasinya, petugas Pamdal yang tengah berjaga di sekitar Gedung Nusantara III pun menyadari dan segera menangkap serta membawa demonstran ke ruang sekretariat Pamdal.

Kejadian tersebut sempat membuat heboh gedung para wakil rakyat itu. Sesaat demonstran yang sedang diamankan Pamdal, menjadi tontonan tamu dan staf yang berada di sekitar.

Dalam rilis yang diterima Sindonews, para Mahasiwa dari GMHJ ini menilai kekuatan dan independensi Komisi Pemberantsan Korupsi (KPK) telah digoyang oleh kepentingan politik.

"Di mana dalam pemilihan pimpinan KPK itu sendiri harus melalui proses politik di DPR," ujar Koorinaror GMHJ, Lintar Fauzi dalam keterangan tertulisnya.

Apalagi lanjut Fauzi, beberapa waktu yang lalu dua pemimpin KPK ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri.

Maka itu GMHJ meminta proses pemilihan pemimpin KPK harus lebih diperketat dan lebih independenm agar terhindar dari kepentingan politik.

"Pemilihan pemimpin KPK yang kaya dengan proses politik hanya melahirkan pemimpin yang tidak independen dan berintegritas. Sehingga ditengah perjalanan saat memimpin bisa dijegal secara politik," tandas Fauzi.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3110 seconds (0.1#10.140)