Adakah Bidadari Dunia? Siapa yang Berhak Menyandangnya?

Minggu, 09 Oktober 2022 - 05:15 WIB
loading...
Adakah Bidadari Dunia? Siapa yang Berhak Menyandangnya?
Perempuan shaleha di dunia akan menjadi ratu bidadari surga, karena bidadari surga tidak pernah mengalami kesulitan yang dirasakan perempuan di dunia. Foto ilustrasi/ist
A A A
Gambaran bidadari yang populer adalah sosok perempuan cantik jelita tiada tara. Tentang sosok bidadari ini, setiap wanita pasti sangat memimpikannya. Tak hanya di akhirat kelak, impian menjadi bidadari di dunia pun sudah pasti diinginkan setiap wanita. Namun, adakah bidadari dunia itu? Bagaimana gambarannya?

Dalam Al-Quran, sosok bidadari disebut hurun ‘in sebanyak tiga kali yakni dalam Surah ad-Dukhan (44) ayat ke 54, Surah at-Thur (52) ayat ke 20, dan al-Waqi’ah (56) ayat ke 22. Dalam hadis lebih banyak disebutkan dan lebih lengkap.

Syaikh Mahir Ahmad ash-Sufi dalam bukunya 'Al-Jannatu wa An Nar (surga dan neraka)' menjelaskan bahwa al hur merupakan jamak dari haura yang artinya perempuan muda jelita, memikat dan putih bersih. Sedangkan al ‘in artinya mata air hitam luas merupakan mata air paling indah yang pernah dilihat manusia. Bidadari adalah makhluk sangat cantik dan memesona yang disediakan Allah Ta'ala di surga bagi para penghuninya.


Islam memandang kecantikan bukan hanya pada zhahir, fisik atau lahiriah saja tapi lebih mengutamakan kecantikan batinnya. Karena Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ


“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat: 13).

Islam mengukur kecantikan dari segi lahiriah dan batiniyah. Batin perempuan dikatakan cantik apabila di dalam fisiknya terdapat jiwa yang pasrah tunduk kepada semua ketentuan Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Sekali pun Allah meminta jiwanya untuk dipasrahkan dalam perjuangan Islam, ia akan memberikannya dengan ikhlas tanpa penyesalan sedikit pun.

Sejarah Islam menyebutkan salah satu sahabat Rasulullah SAW, Abu Dzar al-Ghifari lebih suka menikahi perempuan berkulit hitam tetapi taat kepada Allah, daripada perempuan yang cantik tapi suka durhaka pada Allah dan suaminya.

Syaikh Mahmud al-Misri dalam kitabnya 'Rihlah Ila Ad-Dar Al-Akhirah' menjelaskan kecantikan muslimah yang taat pada suaminya akan 70 kali lipat jauh melebihi bidadari di surga nanti, dengan syarat ia pandai bersabar dan taat kepada Allah dan beriman kepadanya.

Ibnul Qayyim menyebutkan dalam sebuah hadis sahih dalam musnad Imam Ahmad, bahwa perempuan saleha di dunia akan menjadi ratu bidadari surga, karena bidadari surga tidak pernah mengalami kesulitan yang dirasakan perempuan di dunia. Bidadari surga tidak pernah berjuang di jalan Allah, tidak pernah dicemooh karena mengenakan hijab, tidak pernah merasakan sulitnya patuh pada suami, dan kesulitan lainnya yang harus dihadapi para perempuan di dunia. Tetaplah kuat wahai muslimah karena setiap perjuangan di dunia yang dilakukan hanya karena Allah akan mendapatkan balasan dari-Nya.

Perempuan Shaleha Bidadari Sesungguhnya

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa perempuan dunia yang saleha lebih utama daripada bidadari surga. Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah,

“Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jelita?”

Rasulullah menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jelita, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak,"

Kemudian Ummu Salamah bertanya lagi, “Karena apakah wanita dunia lebih utama dari bidadari surga?”

Lalu Rasulullah menjawab “Karena sholat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Lalu Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas.”

Mereka berkata, “Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami, dan kami memilikinya.” (HR. Ath-Thabrani).


Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3306 seconds (0.1#10.140)