Enam Tahapan Seleksi Penerimaan TKI ke Jepang

Rabu, 27 Agustus 2014 - 09:51 WIB
Enam Tahapan Seleksi Penerimaan TKI ke Jepang
Enam Tahapan Seleksi Penerimaan TKI ke Jepang
A A A
JAKARTA - Jepang menyatakan membutuhkan tenaga kerja formal sejumlah satu juta orang dari Indonesia hingga tahun 2025. Namun, ada enam tahapan dalam seleksi penerimaan TKI ke Jepang.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur mengatakan, dimulai dengan tes keperawatan, tes psikologi, tes wawancara, tes kesehatan, matching dan pelatihan bahasa Jepang.

"Untuk seleksi wawancara kali ini diikuti 468 orang kandidat yang pelaksanaannya diadakan di Jakarta dan Medan, Sumatera Utara," ujarnya dalam Pembukaan Interview Aptitude Test dan Japanese Quiz pada program Penempatan TKI Nurse dan Careworker ke Jepang di Jakarta, Selasa 26 Agustus 2014.

Kata Gatot, proses seleksi penempatan TKI kesehatan ini dilakukan secara terbuka dan transparan. Bahkan, para calon TKI dijaga kerahasiaannya karena calon TKI akan mendapatkan nomor identitas khusus.

“Jangan percaya kepada perorangan atau lembaga yang menyatakan dapat membantu Anda untuk bisa matching dan bekerja di Jepang. Hal ini saya pastikan tidak mungkin karena proses seleksi dilakukan secara terbuka dan transparan serta menjaga kerahasiaan masing-masing peserta,” terang Gatot.

Para calon TKI juga tidak dipungut biaya sepeser pun untuk berangkat ke Jepang. Gatot menuturkan, setelah lulus wawancara memang TKI harus merogoh kocek Rp1 juta untuk tes kesehatan.

Namun, uang itu akan diganti oleh pemerintah Jepang ketika TKI sudah akan diberangkatkan. TKI juga diperbolehkan mau bekerja di rumah sakit atau panti lansia mana saja.

Jika sudah dapat maka akan mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama enam bulan di Jepang dan Indonesia. Selama pelatihan di Jepang, mereka mendapatkan uang saku per hari sebesar USD10 atau USD300 per bulan.

Sedangkan untuk masa kontraknya, ujar Gatot, bagi perawat akan dikontrak kerja selama tiga tahun dan pendamping lansia selama empat tahun.

Ditambahkannya, pada bulan ini pemerintah akan mengirimkan kembali 348 orang dengan perincian 82 orang perawat rumah sakit (Nurse/Kangoshi) dan 266 perawat orangtua jompo (careworker/Kaigofukushishi) ke Jepang untuk penempatan tahun 2015.

Jumlah ini meningkat 100 persen dari kuota penempatan 2014 sebanyak 156 TKI kesehatan. Pihaknya pun akan meningkatkan kualitas perawat ke Jepang seiring dengan adanya kepercayaan masyarakat Jepang untuk meminta lebih banyak perawat dari Indonesia.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9775 seconds (0.1#10.140)