I Wayan Suryantara, pemimpin adat yang jadi motivator KB

Rabu, 14 Mei 2014 - 06:01 WIB
I Wayan Suryantara, pemimpin adat yang jadi motivator KB
I Wayan Suryantara, pemimpin adat yang jadi motivator KB
A A A
Sindonews.com - Senyumnya terus merekah. Sikapnya pun santun disertai tutur kata yang jelas. Semangatnya seolah berkobar-kobar kala bertutur cerita terkait pengalaman sebagai motivator Keluarga Berencana (KB) di pelataran Universitas Udayana, Bali di sela-sela kuliah umum Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal, pada Selasa 13 Mei 2014.

I Wayan Suryantara namanya. Pria kelahiran Desa Petang, Badung 16 Desember 1969 ini merupakan motivator KB dalam naungan BKKBN Provinsi Bali. Tak tampak kelelahan meski dia harus menempuh jarah 35 km atau hampir dua jam perjalanan dari desanya ke Denpasar.

Pernah menjadi pemimpin dalam desa yang mengurusi bagian adat (bendesa) adat Petang 2004-2006, Suryantara beralih menjadi motivator KB sejak enam bulan lalu atau sekitar awal Desember 2013. Dengan balutan pakaian adat Bali, selepas mengikuti Perayaan Bulan Purnama, dia menuturkan cerita dan pengalamannya sebagai motivator KB.

Semua bermula kala Suryantara mengikuti program operasi saluran sperma atau vasektomi di sebuah rumah sakit dan disaksikan bupati dan sekretaris daerah. "Vasektomi itu kesadaran," tutur pria yang memiliki hobi seni dan olahraga ini di Denpasar, Bali, Selasa 13 Mei 2014.

Usai operasi itu berjalan sukses. Di kalangan masyarakat, tutur sarjana hukum Universitas Dwijendra, Denpasar, Bali ini masih banyak mitos yang berkeliaran bahwa bila pria melakukan vasektomi atau ikut ber-KB maka vitalitasnya akan turun. Padahal kata dia, vitalitas itu tidak berpengaruh sedikit pun.

Dengan bahasa sederhana, suami Ni Putu Indrawati (44 tahun) ini mengungkapkan sembari tertawa meyakinkan, "Langsung joss. Bahkan bisa aktivitas seperti biasa. Besoknya langsung melakukan upacara keagamaan di pantai dengan Hari Pelastian."

Menjadi motivator KB secara sukarela meski di luar struktural dan fungsional pun kata dia untuk mendobrak mainstream pemikiran masyarakat bahwa yang ikut KB adalah hanya kaum perempuan. Pemahaman ini harus diubah. Suryantara mengaku sangat menghormati kesetaraan gender untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan sejahtera dengan menjunjung tanggung jawab bersama antara suami dan istri.

Dari jumlah penduduk Bali yang sudah semakin tinggi mencapai lebih dari 4,25 juta maka langkah pria ber-KB merupakan upaya menekan angka kelahiran. "Dengan menggunakan alat kontrasepsi. Ini bentuk partisipasi kami. Sebagai mantan bendesa adat, manager ranting, ketua PPD, dan (sekarang) kepala desa dengan posisi ini (motivator KB) dapat menjadi contoh dan dicontoh," ucapnya.

Anak pertama dari empat bersaudara ini menguraikan, memberikan kontribusi bagi bangsa sangat sederhana. Sebagai motivator KB, dia ingin memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan diri sendiri dengan KB vasektomi. Karena dengan ini akan menimbulkan rasa cinta kasih.

Alasannya dengan ber-KB pun dapat menggantikan peran istri dalam kodratnya dengan mengambil bagian kontrasepsi dengan bervasektomi. Dengan bervasektomi pria jelas memiliki rencana untuk tidak memiliki anak lagi. Vasektomi adalah pemutusan sebagian saluran sperma sehingga tidak dapat menyalurkan sperma seluruhnya.

Dengan vasektomi dengan penggunaan alat kontrasepsi lain seperti kondom, pria semakin terhindar terjangkitnya penyakit HIV. "Sebagai perbekel atau kepala adat, dengan memberi contoh kepada masyarakat, sehingga testimoni Kami akan memberi spirit kepada masyarakat bahwa vasektomi tidak berat dan rumit," tuturnya.

Baginya, pemahaman banyak anak banyak rezeki itu keliru. Karena dengan banyak anak ternyata menimbulkan kebutuhan ekonomi yang harus juga dipenuhi di sisi lain. Bila tidak terpenuhi maka akan meningkatkan angka kemiskinan dan meninggalkan generasi miskin.

Dia menuturkan, ada pengalaman menarik saat melalukan sosialisasi saat masuk dari satu rumah ke rumah yang lain di Desa Petang.

Dalam sebuah keluarga yang dimasukinya untuk memberikan motivasi dan sosialisasi pemahaman ber-KB muncul pertanyaan dari seorang istri bahwa dengan vasektomi nantinya sang suami akan nakal. Sebab bila saluran spermanya diputus, sang suami bisa nakal dan selingkuh dengan perempuan lain.

"Kita berikan pehamanan bagaimana keluarga harus ada kesepakatan antara suami dan istri untuk ikut vasektomi. Padahal jumlah anak sudah cukup. Program ini memang perlu dukungan dari istri karena suami dapat bervasektomi harus mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari istri," bebernya.

Di Desa Petang, kini sudah ada 35 orang pria yang bervasektomi. Sebagai pengurus Forum Perbekel (bendesa adat) Badung, Suryantara gencar masuk keluar rumah satu persatu. Bahkan dia menyosialisasikan teman-teman perbekel tentang keunggulan vasetomi agar dapat dilakukan secara bersama. Tujuannya tentu agar dapat menekan angka kelahiran di Badung.

Pria penyuka seni tabuh dan lukis ini bahkan rela masuk keluar 64 desa di Badung untuk memberikan motivasi. Di Desa Petang pada 2013 ada 12 orang yang ikut vasektomi. Awal 2014 ada 10 orang. Bulan ini saja ada 8 orang.

"Kurang lebih 35-50 orang. Sebelumnya sudah banyak. Dengan perbekel akan memberikan nilai plus kepada masyarakat. Bagaimana kami sudah berikan informasi kepada teman perbekel dan masyarakat apa keunggulan vasektomi," tuturnya.

Dia mengakui, Bali merupakan provinsi yang sangat memegang adat dan keyakinan. Tetapi kata dia, keikutserataannya dalam ber-KB begitu juga pria lain yang belum dan mau ber-KB. Tidak ada dampak atau bertengan dengan budaya dan adat Bali. Pasalnya ini dilakukan dengan keyakinan untuk kebaikan masyarakat.

Keyakinan menurutnya adalah sesuatu yang ada dalam pribadi individu yang tidak bisa diganggu gugat. Sementara dari sisi kesehatn pun tak berpengaruh.

"Tidak ada yang bersifat negatif. Buktinya tadi itu, joss. Jadi baik untuk kesehatan dan keharmonisan keluarga," selorohnya sambil tersenyum.

Bukan hanya kepada warga desa lain Suryantara memberikan motivasi untuk ber-KB. Pasalnya, dua adik kandungnya, I Made Karsana dan I Kadek Sutrisna, keduanya pegawai pos sudah ikut ber-KB dengan vasektomi.

Dia mengatakan, dalam bentuk tanggung jawab antara pendeta adat dan motivator memiliki kesamaan. Yakni bagaimana menyakinkan masyarakat untuk dapat ikut vasektomi. Pada 2013 di Desa Petang didirikan kelompok KB pria dengan nama Buana Santi. Anggotanya mencapai 35 orang. Suryantara duduk sebagai pembina.

"Tujuannya untuk menggerakan ekonomi kreatif dan sejumlah kegiatan dengan dibantu dana agar bisa mandiri," ungkapnya.

Meski baru enam bulan menjadi motivator KB, bukan berarti Suryantara tanpa pengakuan dan apresiasi. Ayah dua putra ini sudah mengantongi penghargaan dari kabupaten dan provinsi sebagai motivator KB 2014.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5211 seconds (0.1#10.140)