TGB Zainul Majdi Ajak Masyarakat Teladani para Pendiri Bangsa

Senin, 22 Agustus 2022 - 13:14 WIB
loading...
TGB Zainul Majdi Ajak Masyarakat Teladani para Pendiri Bangsa
Masih dalam suasana HUT ke-77 RI, Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengajak publik mengambil teladan dari pendiri bangsa. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Masih dalam suasana HUT ke-77 RI, Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) Tuan Guru Bajang ( TGB ) Muhammad Zainul Majdi mengajak publik mengambil teladan dari pendiri bangsa. Para pendiri bangsa ini menekan ego mereka demi Indonesia.

TGB mengatakan, para pendiri bangsa berasal dari suku berbeda, latar belakang pendidikan beragam, dan memiliki pemikiran yang berbeda. “Luar biasa, mereka mampu menundukkan egonya masing-masing demi Indonesia,” kata TGB, Minggu (21/8/2022).

Ia menjelaskan, tokoh-tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, AA Maramis, Sutomo, termasuk Agus Salim yang dikenal menguasai 13 bahasa asing semuanya memiliki 1.001 perbedaan. Pada saat yang genting untuk Indonesia, para pendiri bangsa ini membuang semua egonya.





“Biasanya orang pintar dan orang jenius itu egois. Coba bayangkan jika Bung Karno dan masing-masing berkeras dengan perjuangannya, Indonesia tak bakal ada,” tuturnya.

Gubernur NTB dua periode ini pun mengingatkan dengan kondisi saat ini, khususnya menjelang menjelang Pemilu 2024. Ia mengajak semua pihak untuk mewarisi nilai-nilai persaudaraan yang ditanamkan oleh pendiri bangsa.

Dengan begitu dapat menghindari konflik karena benturan kepentingan karena tidak mampu menundukkan ego. Kebebasan dan pembangunan yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia sekarang ini merupakan buah yang ditanam oleh pendiri bangsa.

“Yang kita tanam persaudaraan, maka kelak ini akan dipanen oleh anak cucu kita,” ucapnya.

Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ini mengibaratkan seluruh komponen bangsa Indonesia seperti mobil. Ada ribuan bagian yang sama-sama penting, satu sama lain melengkapi dan semuanya harus senantiasa dimusyawarahkan.

“Mana yang penting dari mobil? Ada yang mengatakan setir. Ada yang bilang mesin. Ada setir sama mesin, tanpa roda, apa bisa jalan?” tanya TGB.

“Sebaliknya, ada roda tanpa mesin juga tak bisa jalan. Artinya semua bagian sama pentingnya. Indonesia juga begitu. Dengan Bhinneka Tunggal Ika, ormas, pemerintah, dan individu sama-sama punya peran,” sambungnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1788 seconds (0.1#10.140)