Boni Hargens perkenalkan istilah Ruhutisme

Minggu, 09 Februari 2014 - 18:10 WIB
Boni Hargens perkenalkan istilah Ruhutisme
Boni Hargens perkenalkan istilah Ruhutisme
A A A
Sindonews.com - Gerakan Nasional Anti Diskriminasi (Granad) memperkenalkan istilah baru yang layak masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Istilah itu adalah Ruhutisme.

Inisiator Granad Boni Hargens mengatakan, Ruhutisme adalah sistem berpikir yang kacau atau ngawur, yang tidak didasarkan pada penalaran silogistis yang berbasis data yang akurat, yang secara tendensius menyerang lawan bicara secara personal dalam sebuah diskusi atau diskursus publik.

"Bahkan, menyerang lawan bicara secara irasional dengan menghina identitas ras dan etnik yang bersangkutan," ujar Boni saat jumpa pers di Gallery Cafe Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2014).

Sementara Ruhutis, kata dia, adalah adjektif atau kata sifat yang mengacu pada sikap atau tindakan seseorang yang cenderung menyerang lawan bicara secara ngawur, tidak berbasis data yang akurat dan cenderung rasis.

Sedangkan Ruhutan adalah orang yang bertindak atau bersikap cenderung menyerang lawan bicara secara ngawur, tak berbasis data yang akurat dan cenderung rasis.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, sejarah etimologisnya istilah Ruhutisme berasal nama seorang politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul, yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 24 Maret 1954. Ruhut, ujar dia, dikenal masyarakat luas sebagai seorang pengacara, pemeran sinetron dan politikus Demokrat.

Nama Ruhut melejit berkat perannya sebagai tokoh pongah Poltak yang mengaku Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana. Ruhut, ujar dia, juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat.

Menurut Granad, Ruhut seringkali melontarkan pernyataan kontroversi, bahkan berbau rasialis. Diantaranya, pada Pansus Century 6 Januari 2010. Saat itu Ruhut melukai hati etnis Makassar khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya, karena menyebut Wakil Presiden 2004-2009 M Jusuf Kalla dengan sebutan Daeng.

Kemudian, pada 5 Desember 2013, Ruhut menyerang Pengamat Politik Universitas Indonesia Boni Hargens dengan menyebut warna kulitnya yang hitam, yang dikaitkan dengan hitamnya lumpur Lapindo dalam sebuah debat di stasiun televisi swasta.

"Tindakan yang berulang-ulang ini menjadi preseden yang kuat untuk menarik kesimpulan bahwa kengawuran yang dilakukan Ruhut Sitompul merupakan satu jenis sistem berpikir. Inilah konteks historis kenapa terminologi Ruhutisme muncul," pungkasnya.

Baca berita:
Arbi Sanit: Rasis, Ruhut coreng perjuangan Mandela
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0973 seconds (0.1#10.140)