Percepat sidang Anas bisa ungkap peran politikus Demokrat

Jum'at, 17 Januari 2014 - 08:20 WIB
Percepat sidang Anas bisa ungkap peran politikus Demokrat
Percepat sidang Anas bisa ungkap peran politikus Demokrat
A A A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta segera mempercepat berkas mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus Hambalang untuk dilimpahkan ke pengadilan. Karena, dalam persidangan Anas nanti bisa terungkap fakta-fakta dugaan keterlibatan sejumlah politikus Partai Demokrat.

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi mengatakan, KPK sebaiknya konsentrasi dan fokus saja ke Anas dulu. Jangan tergesa-gesa melebar ke mana-mana. Sehingga Anas bisa lekas dibawa ke sidang Pengadilan Tipikor.

Tapi agar dakwaannya kuat, dan nama orang-orang penting tidak hilang, KPK harus meningkatkan kualitas penyidiknya. Dia melanjutkan, pengakuan Anas di sidang Tipikor yang terbuka untuk umum, apalagi beberapa stasiun TV yang mungkin siaran langsung akan sangat efektif.

"Di sidang Tipikor itulah nanti nama-nama orang penting di Demokrat dan Cikeas akan terungkap, sebagaimana terungkapnya nama Bu Pur, dan Bunda Putri dalam perkara skandal daging sapi impor. Sebab kalau pengakuannya di penyidik KPK, belum tentu dicatat dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan)," ungkap Adhie saat dihubungi SINDO di Jakarta, Kamis 16 Januari 2014 malam.

Mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden KH Abdurrahmad Wahid (Gus Dur) ini melanjutkan, kalau pun nanti dalam pemeriksaan dan sidang Anas menyebut nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebaiknya KPK bisa menahan diri. Bahkan, tidak terprovokasi suara-suara yang meminta KPK segera memeriksa dan menangkap Sekjen Partai Demokrat itu.

"Ibas sebaiknya diproses nanti saja, pasca bapaknya lengser dari kursi kepresidenan, agar KPK terhindar dari kemungkinan menjadi bulan-bulanan sebagaimana dulu dengan kasus "cicak vs buaya" atau rencana penangkapan penyidik KPK (Novel) oleh aparat kepolisian," bebernya.

Karena kalau itu terjadi, kekuatan civil society sekarang ini sudah cerai-berai. Tidak akan cukup kuat membela KPK seperti dulu. Jadi, lanjut Adhie, langkah menuju Ibas bagi KPK cukup berisiko tinggi kalau dilakukan sebelum pergantian presiden. Tetapi kalau selama ini Ibas, seperti kesaksian Yulianis, belum diperiksa tentu ada yang perlu dipertanyakan.

"Kalau KPK tidak lekas garap Ibas, ada kesan memang KPK takut istana," tandasnya

Baca berita:
KPK berharap Anas ungkap tuntas kasus Hambalang
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0084 seconds (0.1#10.140)