Ribuan kicau mania padati Lapangan Banteng

Minggu, 25 Agustus 2013 - 19:00 WIB
Ribuan kicau mania padati Lapangan Banteng
Ribuan kicau mania padati Lapangan Banteng
A A A
Sindonews.com - Ribuan kicau mania berkumpul di Lapangan Banteng, Jakarta untuk melombakan burung kicaunya di ajang Royal Cup 2013. Dalam ajang ini, burung yang dilombakan antara lain jenis Murai Batu, Anis Merah, Kacer, Cucak Ijo, Cucak Jenggot, Lovebird, Kenari, Pentet, dan Ciblek.

Menurut Ketua Umum Royal Bird Club (Royal BC) yang juga ketua panitia lomba, Harry Rahmat, Royal Cup 2013 merupakan acara rutin tahunan dalam rangka ulang tahun Royal BC. Lomba burung kicau yang digelar ke-14 kalinya ini diikuti sekitar seribu peserta yang datang dari seluru pelosok wilayah Indonesia.

"Ini event nasional yang kita gelar rutin tiap tahun, peserta yang mengikuti yang tercatat ada seribu lebih. Dan yang terjauh datang dari Aceh," ujarnya saat ditemui di sela lomba di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2013).

Harry menjelaskan, lomba yang menghabiskan modal Rp100 juta ini sudah sesuai dengan target yang diharapkan baik dari sisi peserta maupun dari sisi pengunjung. Adapun hadiah yang disediakan total puluhan juta dengan hadiah utama senilai Rp25 juta untuk burung Murai Batu kelas Royal. "Untuk hadiah utama nilainya cukup besar, yakni Rp25 juta dengan pendaftaran senilai Rp1 juta," ungkapnya.

Ketua Pelaksana lomba, Agus Widianto menambahkan, juri untuk menilai burung didatangkan dari BnR, sebuah organisasi penghobi burung kicau yang dinilai independen. "Kita sengaja menggunakan juri-juri dari BnR yang memang masih yang terbaik sampai saat ini untuk juri lomba burung kicau. Netralitas mereka sudah terjamin," ujar Agus.

Sementara ketua juri BnR, Bang Boy mengatakan, juri-juri dari BnR kompetensinya sudah sangat mencukupi untuk lomba-lomba berskala nasional. Selain melalui kaderisasi yang dilakukan dengan ketat, para juri BnR juga sudah melalui proses disumpah agar melakukan penjurian dengan adil.

"Mereka ini sudah disumpah, jadi nepotisme dan suap menyuap tidak akan mempan. Selain itu, prosedur pengawasan yang digunakan juga sangat ketat, sehingga sangat tidak mungkin seorang juri akan melakukan penilaian yang tidak laik," ujarnya di tempat yang sama.

Namun, Bang Boy mengakui, tidak sedikit usaha-usaha penyuapan yang datang ke para juri BnR, termasuk dirinya sebagai ketua. Dia mengungkapkan, terkadang nilai yang ditawarkan nilainya cukup besar.

"Banyak sekali para calon peserta yang berusaha menyuap, mulai dari tanya-tanya nomor rekening hingga kiriman parcel ke rumah, itu kita harus kuat menolaknya. Tapi ada juga setelah lomba para juara menyumbangkan sebagian hadiahnya sebagai rasa terima kasih, itu kami terima melalui yayasan," ungkapnya.

Dalam melakukan penjurian, lanjut Bang Boy, tidak sedikit protes dan caci maki datang dari para peserta yang burungnya tidak berprestasi. "Caci maki sudah sangat sering kami terima, itu sudah biasa. Kami sangat memaklumi emosi seperti itu, tapi sayangnya mereka yang kalah hanya menilai burung miliknya sendiri," jelasnya.

Namun, Bang Boy menjelaskan, protes-protes yang berdatangan dari peserta yang merasa diperlakukan tidak adil tidak semuanya diabaikan. Seandainya ada peserta yang mendapati juri dari BnR melakukan kecurangan dan ditunjukkan dengan bukti-bukti yang kuat, maka oknum juri tersebut akan disanksi tegas.

"Kita akan sanksi keras jika ada yang terbukti melakukan pelanggaran. Dan untuk yang dirugikan, kami akan berikan kompensasi sebuah peternakan burung sebagai ganti ruginya," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4523 seconds (0.1#10.140)