Penembak polisi

Senin, 19 Agustus 2013 - 09:20 WIB
Penembak polisi
Penembak polisi
A A A
APARAT kepolisian sedang mengejar pelaku penembakan yang menewaskan dua anggota Polsek Pondok Aren, Tangerang Selatan, Aipda Kus Hendratna dan Aipda Ahmad Maulana.

Sejauh ini polisi sudah mengetahui ciri-ciri pelaku dari keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian yang sempat melihat langsung wajah para penembak berdarah dingin itu. Kasus besar ini langsung diambil alih Mabes Polri dengan menerjunkan segenap satuan terbaiknya, termasuk Densus 88 Antiteror. Sebagai warga negara yang baik, kita tentu patut menyampaikan dukacita yang dalam atas tewasnya dua anggota kepolisian yang sedang bertugas mengamankan lingkungan sesuai kewajibannya.

Apa yang telah dilakukan dua polisi yang tewas dalam tugas itu adalah contoh baik aparatur negara yang teguh menjalankan tugas hingga detik terakhir. Kita berharap pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku yang diduga sangat terlatih itu, agar kasus ini bisa terungkap dengan jelas dan lengkap. Saat ini berbagai spekulasi bermunculan. Sebelumnya, juga terjadi serangkaian penembakan terhadap anggota kepolisian di wilayah lain.

Apakah ini ada kaitannya antara satu dan yang lain, semua harus diungkap dengan tuntas oleh kepolisian. Masyarakat tidak boleh dibiarkan terlalu lama menunggu perkembangan ini. Karena semakin lama kasus ini tidak terungkap, semakin besar kecemasan terhadap rasa aman di masyarakat. Apalagi dari penggambaran hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), begitu dinginnya orang bersenjata ini menghabisi nyawa anggota polisi yang sudah tidak berdaya. Bagi anggota polisi, tentu ini risiko tugas.

Sebagai pengayom dan pelayan masyarakat, polisi harus merelakan jiwa raganya. Jika benar dua pelaku penembakan ini termasuk anggota jaringan kelompok terlatih, berarti begitu mudahnya mereka menghabisi nyawa orang yang mereka kehendaki. Anggota kepolisian yang dibekali senjata api dan skill khusus saja bisa jadi target penembakan, apalagi masyarakat biasa yang tidak bersenjata dan tanpa bekal skillkhusus. Ancaman pembunuhan bisa menargeti siapa saja dan kapan saja. Ini tentu menjadi masalah serius yang harus segera diatasi.

Teror kepada polisi adalah teror kepada masyarakat juga. Meski belum ada yang langsung menarget masyarakat umum dalam berbagai aksinya, kelompok bersenjata ini suatu saat bisa mengalihkan sasaran. Mereka bisa saja membunuh orang-orang yang sedang beraktivitas rutin di tempat-tempat umum atau bahkan di rumahnya sendiri dengan tujuan menebar teror. Pemerintah dan kepolisian harus bekerja keras menuntaskan kasus-kasus seperti ini. Publik juga ada yang berspekulasi bahwa aksi-aksi semacam ini juga sengaja diciptakan oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan tertentu pula.

Kecurigaan seperti ini memang sulit dibuktikan tapi secara pemikiran masuk akal. Jika benar pembunuhan sadis terhadap polisi itu ada unsur kesengajaan untuk pengalihan isu besar lain, sungguh keji perilaku seperti ini. Kita berharap tidak ada orang-orang yang bertindak ekstrem seperti itu. Karena itulah, tiada kata lain polisi harus menangkap pelakunya hidup-hidup agar masyarakat bisa langsung mendengar keterangannya secara transparan dan terbuka.

Proses penyidikan juga harus diupdate agar masyarakat paham sejauh mana perkembangannya. Kita berharap proses pengadilan kepada pelaku kriminal sadis seperti ini berjalan seadil-adilnya, dengan menjatuhkan hukuman setimpal atas perbuatannya. Menciptakan rasa aman di masyarakat adalah hal paling utama yang harus didahulukan.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9270 seconds (0.1#10.140)