Pelajari Agama dengan Utuh Agar Tak Terjebak Gerakan Radikal

Jum'at, 30 Desember 2016 - 15:58 WIB
Pelajari Agama dengan Utuh Agar Tak Terjebak Gerakan Radikal
Pelajari Agama dengan Utuh Agar Tak Terjebak Gerakan Radikal
A A A
JAKARTA - Gerakan radikal yang masih terus mengancam keamanan di sejumlah daerah perlu mendapat perhatian. Masyarakat agar tidak terjebak pada pemahaman agama yang salah dari gerakan yang menghalalkan aksi destruktif seperti teror bom dan sejenisnya.

“Menekan gerakan teror, paling utama pelajari pemahaman agama secara utuh dengan benar, belajar pada ahlinya, yaitu ulama. Jangan lewat gerakan lain yang tidak jelas,” ujar Ketua Bidang Keagamaan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Abdul Khaliq Ahmad ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Masyarakat, lanjutnya, perlu mempelajari agama secara menyeluruh dari sumber yang benar. Baik dari segi aqidah, fiqh maupun akhlak. Dengan demikian, bila ada ajaran yang melenceng dari kemurnian nilai-nilai ajaran Islam, bisa membentengi diri sendiri.

“Proses belajar dalam Islam itu tidak terburu-buru, sepanjang hayat. Jika tidak, akan didapatkan pemahaman yang dangkal kedalamannya. Ini tidak boleh, itu tidak sesuai dan sebagainya,” jelas Khaliq.

Dia mengungkapkan, terdapat indikasi untuk mengetahui sebuah gerakan yang mengatasnamakan agama menyebarkan ajaran radikal untuk berbuat teror. Di antaranya bila dengan penerapan ajaran itu orang lain merasa terancam dan resah.

“Bisa dipastikan itu pengajaran yang tidak benar. Dalam Islam sendiri, agama memberi kedamaian sebagai bagian dari rahmatan lil alamin. Sesuai dengan hakikat Islam mendamaikan dan menebarkan kedamaian,” tandas pria kelahiran 8 Agustus 1966 itu.

Baru-baru ini, masyarakat dikejutkan dengan peristiwa yang menambah panjang daftar kasus terorisme. Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek terduga teroris di Ubrug, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu 25 November 2016.

Dari penggerebekan tersebut, dua orang ditangkap dan dua lainnya tewas ditembak karena melakukan perlawanan. Diduga mereka memiliki jaringan dengan gerakan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7763 seconds (0.1#10.140)