Jemaah Haji Wajib Tahu! Tips Menghindari Heatstroke saat di Armuzna

Minggu, 25 Juni 2023 - 20:01 WIB
loading...
Jemaah Haji Wajib Tahu! Tips Menghindari Heatstroke saat di Armuzna
Jemaah haji akan segera melaksanakan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 27 Juni hingga 1 Juli 2023. Foto/Dok SINDOnews/Sucipto
A A A
JAKARTA - Jemaah haji akan segera melaksanakan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 27 Juni hingga 1 Juli 2023. Cuaca diperkirakan mencapai 44 derajat celsius pada siang hari. Oleh karenanya, jemaah perlu mewaspadai terjadinya heatstroke.

Heatstroke adalah kondisi tubuh tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya. Kondisi ini terjadi karena paparan panas dengan suhu tinggi secara langsung sehingga menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh hingga lebih dari 40 derajat celsius. Kondisi ini jika tidak segera ditangani, dapat mengakibatkan kerusakan organ seperti otak, jantung, dan ginjal.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah Tri Atmaja sebagai pelaksana pos kesehatan (Poskes) utama di Mina menyampaikan, kondisi heatstroke perlu diwaspadai jemaah haji terutama lansia saat berada di Armuzna. Terdapat dua titik di Armuzna yang rawan terjadinya kasus heatstroke yakni Arafah dan Mina.





“Jemaah haji perlu mewaspadai heatstroke terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina untuk lontar jumrah selama tiga hari,” tutur dr. Atma, Minggu (25/6/2023)

Oleh karenanya, penting bagi jemaah haji untuk mengenali beberapa gejala heatstroke antara lain, suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat celsius, kelelahan, kulit panas dan kering, denyut nadi dan frekuensi napas meningkat. Termasuk gangguan neurologis berupa penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, drowsiness (perasaan mengantuk yang kuat), hingga koma.

Atma menjelaskan strategi penanganan heatstroke. Hal terpenting pada heatstroke yaitu penanganan segera. Oleh karenanya saat jemaah haji melaksanakan prosesi lontar jumrah di Mina, telah disiagakan tenaga kesehatan yang akan disebar pada jalur menuju jamarat.

Tujuannya, jika ditemukan jemaah haji dengan gejala heatstroke dapat segera dilakukan penanganan. “Hal terpenting dalam penanganan heatstroke adalah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegara mungkin sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dari kondisi heatstroke,” ucapnya.

Selain itu penanganan heatstroke dilaksanakan juga di Poskes Utama Mina. Penanganan yang dilakukan pada jemaah heatstroke adalah dengan menempatkan di ruangan berpendingin, melepaskan pakaian yang tebal, kemudian dilakukan rehidrasi dengan cairan infus.

Namun penurunan suhu tubuh ini tidak bisa berlangsung cepat, oleh karenanya selama proses rehidrasi bisa dibantu dengan kompres es batu atau handuk dingin di sela-sela tubuh. Metode ini akan digunakan untuk membantu menurunkan panas tubuh lebih cepat.

Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan yang lebih lanjut, akan dirujuk ke rumah sakit Mina Al-Wadi.

Senada, Kasie Kesehatan Daerah Kerja Bandara Imron Cahyono yang juga pelaksana Poskes Arafah menyampaikan, penanganan heatstroke di Poskes Arafah menggunakan metode yang sama. Penanganan kasus heatstroke tidak hanya dilakukan di Poskes utama Arafah namun juga dilakukan penanganan sementara di pos satelit oleh Emergency Mediacal Team (EMT).

Ambulans juga disiagakan untuk mengevakuasi jemaah haji sakit dari poskes satelit ke poskes utama untuk perawatan lebih lanjut. “Penanganan cepat kasus heatstroke di Arafah dilakukan oleh tim medis kami yang bertugas di pos satelit Arafah dan bisa juga dievakuasi menggunakan ambulans untuk diberikan penanganan lebih lanjut di pos kesehatan utama di Arafah,” katanya.

Di Poskes utama Arafah disediakan zona khusus untuk penanganan heatstroke dengan kapasitas sekitar 5 bed. Penanganan heatstroke di Poskes Arafah juga menggunakan metode kompres es dan handuk dingin untuk membantu percepatan penurunan suhu selama proses rehidrasi.

Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan yang lebih lanjut, akan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi Arafah. “Di Pos Kesehatan Arafah selain zona triase yang meliputi zona emergency, zona observasi, dan zona pemulihan, disediakan juga zona khusus untuk penanganan heatstroke. Heatstroke kami buatkan zona tersendiri dengan kapasitas 3 hingga 5 bed,” tuturnya.

Selain mengenali gejala heatstroke, kata Imron, jemaah haji yang akan melakukan prosesi Armuzna diimbau agar memperhatikan anjuran dari penyelenggara ibadah haji terutama bagi jemaah haji risiko tinggi untuk melaksanakan ibadah disesuaikan kondisi tubuh atau kesehatannya.

Jemaah haji juga diimbau untuk menghindari paparan panas yang ekstrem. “Jemaah haji Risti, diharapkan dapat memperhatikan anjuran penyelenggara ibadah haji terutama bagi jemaah haji risiko tinggi untuk melaksanakan ibadah disesuaikan kondisi tubuh atau kesehatannya. Sedapat mungkin jemaah haji bisa menghindari paparan langsung terik matahari,” ujarnya.

Selanjutnya, jemaah haji diimbau menghindari terjadinya dehidrasi saat prosesi Armuzna dan meminum air 200 ml tiap jam dengan perlahan dan jangan tunggu haus. Jemaah haji juga disarankan untuk minum satu saset oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml per hari.

“Agar tidak jatuh ke kondisi heatstroke, jemaah haji penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Jangan tunggu haus dan minum air 200 ml tiap jam dengan perlahan. Satu saset oralit yang dilarutkan dengan air 200 ml tiap harinya juga bisa membantu hindari dehidrasi,” ucap dr. Atma.

Jemaah haji juga diimbau saat prosesi Armuzna dapat membawa handuk kecil yang nantinya bisa dibasahi dan dikompreskan ke badan untuk mengurangi panas tubuh untuk menghindari terjadinya heatstroke.
(rca)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1632 seconds (0.1#10.140)