Cara Bentengi Anak dari Doktrin Radikalisme

Jum'at, 26 Agustus 2016 - 19:08 WIB
Cara Bentengi Anak dari Doktrin Radikalisme
Cara Bentengi Anak dari Doktrin Radikalisme
A A A
JAKARTA - Aksi bom bunuh diri di Timur Tengah yang melibatkan anak-anak dikhawatirkan menular ke negara lain. Bisa saja aksi serupa dilakukan di Indonesia oleh teroris yang berafiliasi ke State of Iraq and al-Sham (ISIS).

Ketua Departemen Kriminologi Universitas Indonesia, Kemal Darmawan mengatakan, ada sesuatu dalam pengendalian sosial sehingga anak-anak dimanfaatkan dalam aksi terorisme. Padahal, anak-anak seharusnya belum dicekoki paham radikal teroris, meskipun mereka tinggal di lingkungan terorisme atau bahkan anak-anak pelaku terorisme.

"Terorisme itu ideologi dan anak-anak tidak mungkin menyelami sendiri. Ada bujukan dan doktrin yang sengaja dimasukkan ke mereka, karena itu harus ada tindakan nyata untuk menyikapi fakta ini,” ujar Kemal, Jakarta, Jumat (26/8/2016).

Menurutnya, penguatan nilai kebangsaan yaitu Pancasila dan nilai sosial bhinneka tunggal ika dari usia dini menjadi benteng dalam mencegah aksi terorisme yang menyasar anak-anak. Maka itu, kata dia harus ada upaya serius untuk merealiasasikan persoalan tersebut karena faktanya kelompok radikal terorisme telah menjadikan anak-anak untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

"Anak-anak kecil dijadikan pengantin (pelaku bom bunuh diri-red). Tentu ini tidak terduga sama sekali,” ucapnya. (Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolresta Surakarta Jaringan JAT Nusantara)

Aksi bom buhh diri belum lama ini dilakukan oleh anak berusia 12 tahun di Kota Gazientep, Turki yang menewaskan 52 orang. Aksi serupa juga nyaris terjadi di Kirkuk, Irak oleh anak berusia 14 tahun yang dibadannya terpasang bom seberat 2kg. Beruntung, aksi itu berhasil digagalkan pihak keamanan setempat.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8650 seconds (0.1#10.140)